Lihat ke Halaman Asli

Didik Sedyadi

Suka berdiskusi tentang matematika bersama anak-anak SMAN 1 Majalengka. Hobby menulis. Tinggal di Majalengka Jawa Barat

Cerpen: Kembalilah Padaku Topaz Aini

Diperbarui: 6 April 2016   18:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="sumber gambar : dakwatuna.com"][/caption]Link Sambungan Cerpen Sebelumnya : KAU TERLAMBAT HILAL

Tanggal 18 Februari 2016.

Hilal menunduk. Hatinya gelisah. Lelaki muda itu mencoba untuk melihat berkeliling ke arah tetamu yang hadir. Wajah mereka ceria. Irama degung yang mengalun sejak pukul 07.00 pagi tadi benar-benar menyayat hatinya. Tenggorokannya berkali-kali terasa kering. Air mineral bening di botol tinggal seperempatnya.

Hari ini adalah hari pernikahan Topaz Aini Tri Astuti, rekan sekerja di SMPIT Nurul Aini. Sekitar tiga tahunan Hilal dan Topaz bersama. Hilal memendam rasa cinta yang dalam namun yang hampir tak terucap. Barulah seminggu yang lalu, dalam suasana yang terdesak laki-laki muda itu memaksakan diri untuk menyatakan cinta kepada gadis itu. Hilal tidak mungkin mengatakan cinta ketika Topaz telah menjadi istri orang. Maka dengan logika yang dipilihnya sendiri, ia beranikan diri menyatakan semuanya kepada Topaz. Aku tidak bersalah. Topaz masih lajang, siapapun masih boleh untuk mengatakan apapun kepada Topaz. Demikian pembelaan diri Hilal.

Hilal sangat kecewa. Kadang ia mengutuki dirinya sendiri yang tidak punya keberanian untuk menyatakan cintanya dulu-dulu. Hingga akhirnya dengan caranya sendiri memberi nama yayasan Nurul Aini, ia mencoba menyatakan cintanya kepada Aini, Topaz Aini. Namun semua sia-sia. Topaz tak mengerti untuk siapa nama Aini itu sebenarnya. Mengapa? Mungkin nama Aini begitu banyak. Rahma Aini, Aini Nurbaina, Qurotul Aini, Aini Shofi Nurul Fajri, serta sederet Aini-Aini yang lain.

Terlambat! Kembali Hilal bergumam. Harusnya ia tak berfikir tentang Safira, adik Topaz. Toh dirinya tak pernah menyatakan apapun kepada Safira. Terlambat….., Hilal mengulangi gumamnya. Nafasnya ia hela dalam-dalam. Beberapa jenak kemudian ia hembuskan perlahan. Secara tak sadar tiba-tiba lelaki muda itu menghentakkan kakinya ke lantai. Hilal kaget sendiri. Beberapa orang yang duduk di dekatnya. Kemudian ia mencoba menata duduknya lebih tenang.

"Pengantin berdua dipersilakan menempati tempat yang telah disediakan! Akad nikah akan segera dimulai!

 Terdengar suara dari pengeras suara. Hilal semakin gelisah. Dari kejauhan  tampak kedua calon mempelai memasuki tempat perhelatan sacral yang diidamkan banyak orang. Calon mempelai laki-laki berjalan begitu gagah. Sementara mempelai perempuan dengan make-up yang tebal menyamarkan wajah aslinya. Dari arah Hilal duduk, mempelai datang memunggungi dirinya.

Tata…. Topaz Aini … Topaz Aini Tri Astuti ….., dalam suasana yang mulai mencekam menjelang akad nikah Hilal mengeja nama perempuan yang dicintainya itu. Inilah saat-saat yang akan menjadi sangat bersejarah dalam hidupnya. Sejarah yang sangat menyakitkan. Sejarah yang akan membuat dirinya sangat kecewa, dan mungkin kekecewaan yang tak akan terobati dalam waktu yang lama.

Hilal menelan ludah. Tenggorokannya terasa mengganjal.

Mohon perhatian, dan disaksikan semua hadirin yang terhormat. Hari ini, keluarga bapak Radite Harjasentika berkenan untuk menikahkan putrinya. Mudah-mudahan sebuah keluarga baru yang beberapa detik lagi akan terbentuk, akan selalu mendapatkan perlindungan Allah saat ini, dan di masa-masa yang akan datang.”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline