Lihat ke Halaman Asli

Didik Djunaedi

TERVERIFIKASI

Penulis, Editor dan Penikmat Hiburan

Steve Jobs Selalu Baik pada Saya dan Sebuah Penyesalan

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masih ingat kejadian ditemukannya prototype iPhone 4 di sebuah bar milik seorang karyawan Apple yang teledor? Saat itu sebuah media online Gizmodo yang pertama kali memuat berita tentang hal tersebut. Kita tahu, Apple sangat menjaga kerahasiaan produk barunya sebelum benar-benar diluncurkan secara resmi melalui sebuah event besar dengan Steve Jobs sebagai keynote speaker. Saat itu kita melihat ketegangan hubungan Apple dengan media online tersebut. Baru-baru ini Brian Lam, mantan editor Gizmodo yang bertanggungjawab atas artikel dan foto prototype iPhone 4 di Gizmodo, menuliskan pengalamannya mengenal Steve Jobs dan hubungan yang memburuk akibat skandal prototipe iPhone 4 tersebut dengan tulisan bertajuk Steve Jobs Was Always Kind to Me (or, Regrets of An Asshole). Brian mengawali tulisannya sebagai berikut: "Saya bertemu Steve Jobs saat masih bekerja di Gizmodo. Dia selalu terlihat sebagai seorang gentleman. Steve menyukai saya dan dia suka Gizmodo. Dan saya juga menyukainya. Beberapa teman saya yang bekerja di Gizmodo merujuk hari-hari itu sebagai Good Old Days sebelum semuanya berubah menjadi buruk, yakni saat kami mendapatkan prototipe iPhone 4." Brian Lam juga menggambarkan Steve Jobs sebagai seorang yang hangat dan ramah. Mereka bertemu saat Brian Lam masih menjadi reporter baru dan berusaha menyapa Steve untuk basa-basi. Ternyata Steve membalasnya dengan hangat dan menyatakan bahwa ia membaca Gizmodo 3-4 kali sehari. Sebagai sebuah media online yang belum punya nama besar, saat itu Brian sangat bangga dan tidak menyangka website tersebut dibaca oleh Steve dan eksektuif Apple lain seperti Jon Ive. Steve Jobs juga terkenal sebagai orang yang rajin membalas email yang masuk ke alamat email pribadinya. Beberapa tahun setelah pertemuan pertama, Brian Lam mengirimkan email perihal desain ulang Gawker ke Steve Jobs dan Steve Jobs mebalasnya dengan hangat meskipun ia tidak menyukai desain tersebut dan ia berjanji akan memberikan feedback ke Brian. Hubungan baik antara Apple dengan Gizmodo kemudian memburuk saat Gizmodo memuat prototipe iPhone 4 yang belum beredar di pasaran. Saat itu berita tersebut memang benar-benar menjadi kebocoran terbesar dari pihak Apple yang selama ini sangat tertutup tentang produk yang belum mereka luncurkan ke pasaran. Bahkan, konon karyawan yang berani menanggapi pertanyaan seputar sebuah produk yang belum diluncurkan akan terkena sangsi pemecatan. Setelah dimuatnya foto prototipe fenomenal tersebut, Brian menerima telepon dari Apple. Saat itu Brian tahu dari nomor yang muncul di ponselnya bahwa itu adalah nomor pihak Apple. Ia semula menyangka pasti orang dari bagian PR yang akan menghubunginya tetapi saat mendengar suara di telepon, ia tidak menyangka itu adalah Steve Jobs. "Hi, this is Steve Jobs. I really want my phone back." Kemudian terjadi percakapan antara Steve Jobs dan Brian Lam yang berujung memburuk. Steve benar-benar ingin prototipe tersebut dikembalikan dan Brian ingin pihak Apple memberikan pernyataan resmi bahwa prototipe tersebut milik Apple yang akhirnya tidak dipenuhi oleh Apple ataupun Steve Jobs. Steve Jobs terkenal sebagai pribadi yang tidak mau dipaksa melakukan kehendak orang lain bila itu memang tidak sesuai dengan keinginannya. Brian Lam menuliskan di tengah-tengah percakapan sengit perihal prototipe tersebut, Steve masih menyertakan joke ringan yang terdengar ramah seperti berikut, saat memulai percakapan: "Hey Brian, it's YOUR NEW BEST FAVORITE PERSON IN THE WORLD." Akhirnya Steve Jobs memahami situasi di mana Gizmodo tidak mau menyerahkan prototipe tanpa adanya pernyataan resmi dari Apple tetapi Apple tetap pada pendiriannya untuk tidak membuat surat pernyataan tersebut. Sejak kejadian tersebut Brian Lam terus mengalami dilema menghadapi situasi yang dihadapinya. Di satu sisi ia menjalankan tugas dan mengabarkan pada pembaca tentang sesuatu yang sangat menarik tetapi di pihak lain ia merasa telah membuat Apple mengalami masalah. Ia memikirkan betapa kerja keras para desainer dan engineer di Apple terabaikan oleh berita tersebut. Brian Lam sempat merasa bersalah dan tidak mampu menulis lagi. Hingga suatu hari ia memperoleh kekuatan untuk menuliskan surat permintaan maaf melalui email ke Steve Jobs: Brian merasa beruntung telah menyampaikan permintaan maaf sebelum terlambat, sebelum akhirnya Steve Jobs meninggalkan kita semua pada 5 Oktober 2011 lalu. Sumber: TheWireCutter

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline