Dalam perbincangan sehari-hari kita sering menemui percakapan seperti ini: "Chatting yuk di YM. Username kamu apa?" atau yang sempat marak dan hingga kini masih saja ada, "Pin kamu berapa? Nanti aku broadcast message seru." Semua perbincangan itu mengacu pada sarana komunikasi zaman sekarang yang dikenal dengan istilah chatting atau instant messaging. Saat ini ada banyak sekali sarana untuk chatting, baik melalui ponsel maupun komputer menggunakan Internet, sebut saja yang paling popluler Yahoo Messenger (YM), GoogleTalk (GTalk) dan BBM (BlackBerry Messenger). Sebelum marak seperti sekarang, pada era 90-an atau tepatnya sekitar 1996 kita mengenal ICQ buatan Mirabilis. Lambang bunga hijau yang berputar-putar dari merah menuju hijau itu sungguh mewarnai hari-hari orang yang suka ber-chatting kala itu. Sebelum ICQ (I seek you) sebetulnya orang-orang telah berkomunikasi online tetapi dalam kapasitas yang terbatas seperti menggunakan American Online (AOL), Prodigy dan Compuserve. Akan tetapi, setelah Internet berkembang pesat sejak 1995, ICQ-lah yang merajai dunia per-chatting-an. ICQ ini adalah produk dari sebuah perusahaan online bermarkas di Israel. ICQ lalu dibeli oleh AOL pada 1997 dan walau kini sudah tidak populer, ICQ masih ada dan sudah berpindah kepemilikan ke Mail.ru Group. Selain ICQ kita juga mengenal mIRC sebagai sarana chatting dengan sistem chat room yang cukup ramai. IRC (Internet Relay Chat) merupakan client untuk Microsoft yang diciptakan dan dikembangkan oleh Khaled Mardam-Bey. MiRC menjadi ajang perkenalan baru yang cukup ampuh. Banyak orang menemukan pasangan hidup dari mIRC ini. Sarana chatting ini terbukti banyak diminati pengguna Internet sehingga membuat Yahoo! yang saat itu dikenal sebagai website pencarian dan portal menciptakan Yahoo! Messenger yang dikenal dengan YM pada 1998. YM pada awalnya bernama Yahoo! Pager dan hingga sekarang masih menjadi sarana instant messaging yang paling banyak digunakan. Tercatat sekitar 300 juta pengguna pada 2008 di seluruh dunia aktif menggunakan YM. Raksasa pencarian yang lain, Google tergoda juga untuk membuat Google Talk pada 2005 yang terintegrasi dengan Gmail. Dalam perkembangannya, dunia per-chatting-an tidak puas hanya bertukar pesan teks tetapi sudah bisa melakukan panggilan suara menggunakan VoIP. Pelopor panggilan suara via Internet ini tidak lain adalah Skype yang cikal bakalnya hadir pada 2003. Saat itu Skype dikenal sebagai sarana bertelepon murah sampai ada pesawat telepon khusus untuk menggunakan Skype. Kemudian YM dan GTalk pun diberi tambahan kemampuan melakukan panggilan suara dan video, selain fitur-fitur tambahan seperti berkirim file dan foto. Setelah teknologi telepon seluler semakin berkembang, instant messaging tidak hanya ada di komputer tetapi juga dicangkokkan di ponsel. Awalnya YM dan GTalk juga hanya mampu melakukan pertukaran pesan teks di ponsel, tetapi setelah banyak smartphone canggih, sarana chatting ini juga mampu melakukan panggilan suara. Beberapa tahun silam vendor ponsel pun beramai-ramai membuat chat client mereka sendiri, apalagi saat diperkenalkan teknologi sambungan data 3G. Panggilan video atau video conference menjadi fitur tambahan ponsel canggih dan beberapa operator di Indonesia pun berlomba-lomba menggaet pelanggan dengan mengiming-imingi panggilan video yang sebelumnya hanya ada di film scifi. Namun, fitur ini di Indonesia tidak terlalu berkembang dengan baik karena ternyata operator tidak mampu menghadirkan sambungan data 3G dengan baik yang akhirnya mengecewakan penggunanya dengan kualitas video patah-patah selain tarikan biaya yang cukup mahal. Panggilan video di Indonesia sepertinya terkubur sebelum sempat berjaya. Akan tetapi, video conference ini kembali marak setelah Apple Inc. melalui iPhone versi 4 yang disemati fitur FaceTime dengan dilengkapi kamera depan. Kegairahan berkonferensi video pun kembali meningkat, terbukti beberapa vendor lain kembali menambahkan kamera depan di beberapa produknya dengan memanfaatkan chat client seperti Skype dan YM yang kini mampu melakukan panggilan video di ponsel. Kehadiran ponsel BlackBerry besutan RIM juga menambah gairah ber-chatting dengan fitur BBM-nya. Fitur ini sebetulnya sudah ketinggalan zaman tetapi RIM pandai menangkap peluang eksklusifitas dengan BBM yang hanya bisa digunakan antar perangkat BlackBerry dengan sistem panggilan menggunakan PIN. Beberapa waktu lalu sebuah vendor melalui operator Indonesia juga menciptakan sarana chatting eksklusif seperti ini meskipun tidak terlalu populer. Setelah era smartphone semakin berkembang, pengembang aplikasi berlomba-lomba membuat aplikasi chatting baru seperti Ping! dan cnectd yang awalnya hanya berlaku untuk iPhone lalu berkembang untuk ponsel Android dan BlackBerry. Dan yang terakhir dan sempat membuat RIM ketar-ketir karena menyaingi BBM adalah aplikasi WhatsApp. WhatsApp ini adalah sarana chatting lintas platform sehingga bisa digunakan oleh pengguna iPhone, Android, BlackBerry dan ponsel berbasis Symbian. Tampilan dan fitur yang menyerupai BBM ini sempat membuat RIM konon akan membebaskan BBM untuk bisa digunakan di iPhone dan Android walau hingga saat ini belum terwujud. Apa pun sarananya, manusia pada dasarnya memang memerlukan sarana komunikasi baik video, suara maupun teks. Entah seperti apa perkembangan sarana chatting ini seiring dengan teknologi yang semakin berkembang pesat. Yang pasti sarana perbincangan online ini akan semakin mudah, menarik dan menyenangkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H