Lihat ke Halaman Asli

Didik Djunaedi

TERVERIFIKASI

Penulis, Editor dan Penikmat Hiburan

Biografi Steve Jobs: Bestseller Sebelum Terbit

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="640" caption="Sumber: technobuffalo.com"][/caption] Buku biografi Steve Jobs terbit pada 24 Oktober 2011 tapi sejak beberapa bulan sebelumnya telah dilakukan pre-order (pemesanan) dan hasilnya buku tersebut bestseller sebelum terbit. Sebuah rekor tersendiri seperti produk-produk hasil campur tangan sang maestro yang lain seperti iPhone dan iPad. Buku hasil wawancara Walter Isaacson sebanyak lebih dari 36 kali tersebut dikatakan buku yang menceritakan paling lengkap kisah hidup Steve Jobs dan diakui oleh Steve sendiri. Sebelumnya ada beberapa buku yang menuliskan penggalan-penggalan hidup salah satu pendiri Apple dan mantan CEO Apple Inc. tersebut, salah satunya yang menurut saya cukup bagus adalah Return to The Little Kingdom: How Apple and Steve Jobs Changed The World (Michael Moritz). Sebelumnya buku bertajuk Steve Jobs terbitan Simon Schuster tersebut sempat akan diluncurkan sekitar bulan November tetapi ketika Steve meninggal pada 5 Oktober lalu, percepatan penerbitannya dilakukan. Konon edisi Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka (Mizan Group) juga akan diluncurkan dalam waktu yang bersamaan dengan versi aslinya. Akan tetapi, beberapa waktu lalu bocoran isi buku tersebut telah beredar di beberapa media. Seperti dituliskan oleh Associated Press yang telah mendapatkan buku tersebut pada Kamis lalu, buku tersebut memuat beberapa hal penting dalam fase kehidupan Steve: dari kehidupan pribadi hingga kariernya di Apple. Beberapa hal yang menarik dalam buku tersebut di antaranya hubungan Steve Jobs dengan Eric Schmidt, mantan CEO Google dan mantan anggota dewan Apple 2006-2009. Schmidt keluar dari keanggotaan dewan Apple setelah Google dan Apple bersaing head-to-head dalam smartphone, Apple dengan iPhone-nya dan Google dengan software Android-nya. Steve Jobs marah besar ketika HTC mengeluarkan ponsel Android yang membanggakan beberapa fitur populer milik iPhone dan menyebutnya sebagai "pencurian besar".

"Saya akan menghembuskan napas terakhirku jika perlu dan saya akan menggunakan setiap sen dari uang Apple yang $40 milyar di bank untuk membetulkan kesalahan ini," ucap Jobs. "Saya akan menghancurkan Android karena itu adalah produk curian. Saya akan melancarkan perang thermonuclear terhadap hal ini." Selanjutnya diceritakan Steve Jobs bertemu dengan Eric Schmidt di sebuah kafe di Palo Alto, California untuk membicarakan hal tersebut dan Steve menyatakan dia tidak ingin mengajukan tuntutan hukum tetapi ia ingin Google berhenti menggunakan ide-ide Apple di Android. Seperti yang akhirnya kita ketahui perseteruan di antara Apple dan Google melalui beberapa vendor yang menggunakan Android kian memanas dan seperti tidak berkesudahan.

Di buku ini juga diceritakan awal mula penggunaan nama Apple untuk perusahaan yang dibangun dari garasi bersama sahabatnya, Steve Wozniak. Lalu saat Steve Jobs keluar dari perusahaan yang ia dirikan sendiri pada 1985 dan menyebut eksekutif yang menjalankan Apple saat itu sebagai orang-orang korup dengan nilai-nilai korup yang lebih mengutamakan mengeruk uang untuk diri sendiri dan Apple daripada memikirkan produk yang hebat. Pada 1997 Steve kembali ke Apple dan akhirnya menghasilkan produk revolusioner seperti iMac yang berwarna-warni, iPod, iPhone dan iPad serta membawa Apple menjadi salah satu perusahaan paling disegani di dunia.

Mengenai kehidupan pribadinya, Steve menceritakan pada Isaacson tentang keterlibatannya dengan LSD dan kontrabudaya 1960-an yang ia anggap menguatkan kepekaannya terhadap hal-hal yang penting: menciptakan sesuatu yang hebat lebih penting daripada sekadar menghasilkan uang, meletakkan kembali segala sesuatu dalam alur sejarah dan kesadaran manusia sebisa mungkin.

Tentang penyakit kanker yang ia derita, Steve Jobs lebih memilih pengobatan secara tradisional dengan penggunaan obatan-obatan herbal dan diet ketimbang operasi yang seperti yang ditawarkan oleh para dokter. Sangat kontradiktif dengan pandangan visionaris dan sikap teknologis dalam produk-produknya, Steve Jobs lebih memilih hal-hal yang berbau tradisional ketika menyangkut organ tubuhnya. Hal ini mungkin terkait dengan gaya hidupnya sejak lama yang menganut vegetarian dan Steve Jobs telah memeluk agama Buddha sejak remaja setelah meninggalkan gereja pada usia 13 tahun.

Steve Jobs kini memang sudah tiada tetapi hasil karyanya akan selalu dikenang dan kisah hidupnya dengan berbagai pandangan serta sikapnya layak menjadi pelajaran bagi kita semua. Buku biografi ini dan beberapa buku lain tentang Steve Jobs dan pemikirannya akan menjadi catatan sejarah yang tak terlupakan. (Didik Djunaedi)

Sumber: Associated Press

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline