Lihat ke Halaman Asli

Zenith dan Nadzir

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku berdiri di bawah sebuah mercusuar menjulang yang untuk memandang puncaknya dibutuhkan lebih dari sekedarelevasi normal. Tapi aku harus terbiasa untuk menatapnya dan memberanikan diri menggantungkan sedikit harapan diantara cerlang yang berkedipan sebagai tonggak penanda waktu. Sebuah transformasi yang sangat melelahkan ketika aku harus melampaui sekat dan fragmen panjang antara zenith dan nadzir. Namun aku harus tetap melangkah dan menyusuri tapakan-tapakannya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline