Lihat ke Halaman Asli

Si Mewah vs Si Sederhana

Diperbarui: 17 Juni 2015   20:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Si Mewah selanjutnya saya sebut M dan si Sederhana saya sebut S

M : Aku lahir dengan cesar dan biaya mahal di RS luar negeri. Orang tuaku bisa melahirkanku dengan tanggal sesuai kehendaknya. (Setelah itu hari-hari dihabiskan bersama pembantu)

S : Aku lahir di atas balai bambu, dibantu nenek-nenek dukun bayi yang sabar menemani. Aku lahir melalui penderitaan ibu dan pengorbanannya. Sehingga selanjutnya dia merawatku dengan penuh kasih sayangnya karena tahu betapa besar pengorbanannya.

M : Aku minum susu formula yang mahal harganya.(Maminya sibuk berkarir)

S : Aku hanya minum Air Susu Ibuku saja. Sehingga hangat tubuhnya menentramkanku.

M : Rumahku bertingkat seperti istana, taman luas, ada kolam renang, lantai marmer, mainanku banyak dan mahal dan segala fasilitas mewah ada.(Padahal rumah masa depannya hanya tanah kubur 2 kali 1 meter)

S : Rumahku dari gubug bambu, lantai tanah, sungai tempat renangku, sawah tempat bermainku dan semua hewan di alam jadi mainanku.

M : Aku belajar di sekolah yang bertaraf internasional dengan SPP puluhan juta rupiah. Kelas ber-AC, laboratorium mewah dan guru import dari luar negeri.(Keberkahan ilmu tidak didapat dari kemudahan hidup)

S : Aku mendapat pendidikan di pesantren. Bangun jam 3 pagi tidur jam 11 malam. Makan hanya pakai nasi dan ikan asin. Gurunya para kyai yang bersahaja hidupnya.(keberkahan ilmu didapat bila ilmu dicari dengan bekerja keras)

M : Aku mengadakan resepsi pernikahan dengan biaya ratusan milyard, mobil lamborgini menjadi kadoku, semua stasiun TV meliputnya dan sungguh megah pestaku, hanya orang-orang kaya dan terkenal yang boleh datang ke pestaku.(kesombongan adalah akar dari segala dosa)

S : Aku mengadakan pesta pernikahan yang termurah. Undangan pernikahan hanya dengan kertas foto kopian, semua warga kaya atau miskin boleh datang, makan bakso, soto, nasi ayam dengan minuman teh tawar.

M : Mobilku banyak, Uangku melimpah, Rumahku megah, pakaianku yang termahal

S : Kendaraanku sifat sabar, Uangku adalah tawakal, rumahku kasih sayang, pakaianku takwa,perhiasanku sifat malu.

Qarun yang hidup mewah Allah tenggelamkan dirinya bersama hartanya ke dalam bumi. Nabi Musa yang sederhana namanya harum hingga sekarang dikarenakan hidupnya penuh dengan keimanan dan kebajikan. Di zaman kemerdekaan dulu pastinya ada orang yang hidup mewah dan angkuh, namun mana gaungnya? Namanya pun tak terdengar. Tapi Jenderal Sudirman dengan segala kesederhanaannya ternyata namanya selalu dikenang hingga sekarang. Bung Hatta pastinya punya tetangga yang hidup mewah di zamannya, tapi siapa namanya? Kita tidak tahu. Tapi Bung Hatta dengan segala kesederhanaannya namanya kita kenang hingga sekarang.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline