Lihat ke Halaman Asli

Didi Kurniadinata

Pengajar, Konsultan SDM, Trainer, Penulis,

Langkah Pengambilan Keputusan Efektif

Diperbarui: 20 Juli 2024   20:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

credit to Didi (adapted from various sources)

Langkah Pengambilan Keputusan Efektif

Pada tulisan sebelumnya dibahas tentang pendekatan dalam membuat keputusan, dikaitkan dengan tipe orang yang adaptif dan inovatif. Tipe adaptif yang mengandalkan keajegan sistem sebagai pegangan dan keputusan dalam pemecahan masalahnya biasanya lebih konservatif dan lebih bisa diprediksi. Sedangkan tipe inovatif  justru melihat sistem sebagai suatu gangguan. Dia membuat keputusan untuk pemecahan masalah yang bisa saja tidak diprediksi sebelumnya dengan kemungkinan berhasil yang tinggi, namun bisa juga kurang mengesankan. Kedua tipe tersebut sama sama kreatif dalam mencari pemecahan masalah, hanya dengan cara yang berbeda.

Jadi dalam membuat keputusan ada tipe yang menyukai adaptasi di satu sisi dan di sisi lain menyukai inovasi. Michael Kirton yang menggagas dua tipe ini, melihat perbedaan mendasar dari 2 tipe ini dengan menyatakan bahwa:  

Adaptors desire to do things better; Innovators seek to do things differently (Adaptor ingin melakukan sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya; Inovator ingin melakukan hal yang sama dengan cara yang berbeda).

Suatu saat jika kita berada di jalan setapak dan menemukan jalan bercabang, manakah yang kita pilih jalan yang rumputnya sudah hilang karena jalannya sering dilalui orang atau jalan yang satu lagi yang kelihatannya sedikit orang yang melewati yang ditandai dengan rumput yang  mulai meninggi. Biasanya kita akan mengambil jalan yang kelimis karena sudah banyak yang lewat. Padahal jika kita ambil jalan yang satunya lagi, mungkin kita akan menemukan banyak hal yang lebih menarik. Dalam kehidupan bisa seperti itu, namun nampaknya tidak sesederhana hanya memilih satu di antara dua jalan tersebut. Tidak sesederhana ketika kita memutuskan makan siang, kita menyantap apa. Sederhana, namun tetap harus ada tahap yang dilalui meskipun waktu per tahap mungkin sangat pendek.

Terlepas jalan mana yang akan kita tempuh yang dikaitkan dengan tipe adaptor atau tipe inovator, tentu baik jika kita memahami langkah-langkah efektif dalam membuat keputusan baik dalam membuat suatu rencana kerja ataupun dalam mencari solusi dari suatu masalah. Langkah-langkah di bawah ini akan membantu diambilnya suatu keputusan setelah melewati tahap-tahap yang menajamkan penilaian sehingga keputusan yang diambil menghasilkan yang terbaik.

Ada 7 langkah yang secara umum dikenal dan dijadikan pembelajaran dalam buku pelajaran manajemen maupun pembahasan di dunia bisnis. Namun, setelah diamati denan seksama, Penulis merasa bahwa pembuatan keputusan yang efektif tidak  hanya berlaku di dunia bisnis saja, tapi di dunia nyata yang lain juga berlaku. Apalagi di dalam menghadapi persoalan hidup yang kompleks yang menentukan kehidupan, tidak bisa tidak kita harus melewati tahap-tahap tertentu agar bisa membuat keputusan yang tepat.

Terdapat 7 langkah yang disarankan, namun dalam praktiknya bisa saja terasa sebagai 6 atau 5 langkah karena ada dua langkah yang menjadi 1 sebagai percepatan yang bisa dilakukan oleh seorang yang ingin cepat dan kadang kurang cermat.

1.  Identifikasi Keputusan

Tahap ini adalah mengenali apa yang harus kita putuskan. Artinya kita harus mengetahui dan menentukan permasalahan yang harus dijawab.  Identifikasi keputusan juga berarti memahami permasalahan yang dihadapi sebagai kunci awal. Permasalahan pun harus yang jelas, spesifik dan ada batas waktu yang harus dipenuhi untuk kapan harus diputuskan. Kita pertimbangkan manfaat dari keputusan yang diambil bagi diri sendiri atau pemangku kepentingan.

2. Kumpulkan Informasi

Ketika kita sudah mengidentifikasi permasalahan dan keputusan apa yang harus dibuat, saatnya kita mengumpulkan informasi yang relevan yang mendukung pembuatan keputusan. Kita kumpulkan data apa saja yang pernah membuat kita berhasil dan apa yang pernah gagal sebagai bahan pertimbangan. Informasi juga bisa didapat dari sumber di luar lembaga untuk kelengkapan informasi

3. Identifikasi pilihan-pilihan

Kalau kita sudah memahami dengan jelas tentang masalah yang ada, waktunya kita mengidentifikasi pilihan-pilihan yang ada. Pilihan-pilihan yang kita identifikasi perlu kita kumpulkan untuk menentukan pilihan secara baik pada tahap berikutnya. Pilihan tersebut tentu yang sudah memenuhi kriteria yang diperlukan yaitu yang relevan dari aspek isi, permasalahan, batasan waktu yang tersedia, potensi keberhasilan, dan hambatan yang mungkin timbul.

4. Analisis bukti-bukti

Pada tahap ini kita mempertimbangkan faktor faktor yang menentukan untuk pilihan kita. Menurut Phil Higson dan Anthony Sturgess yang kita perlukan adalah mengevaluasi aspek-apek kelayakan (feasibility), keberterimaan (acceptance) dan keinginan (desirability) untuk menentukan pilihan mana yang paling baik.

Kita dapat menggunakan semacam cara dengan memberikan bobot terhadap aspek-aspek yang dipertimbangkan. Misalnya:

credit to Didi (own collection & design)

Dari data di atas dapat didapatkan informasi bahwa pilihan yang memiliki perolehan angka tertinggi adalah pilihan D. Dengan data ini, pilihan yang bisa diambil adalah D yang memiliki nilai tertinggi sementara tingkat resikonya sedang. Jika misalnya untuk A tingkat resiko nya Low sementara D High, perlu diperhitungkan kembali pilihan yang akan diambil dengan melihat apakah tingkat resiko yang ada masih dapat dikelola (manageable) atau tidak?

5. Ambil satu pilihan dari yang ada

Setelah kita memiliki beberapa pilihan, maka titik paling kritis adalah tahap ini, yaitu menentukan pilihan kita. Teknik pembobotan yang kita lakukan di tahap no. 4 di atas tentu sangat membantu untuk memberikan kita keyakinan bahwa yang kita pilih sesuai dengan kebutuhan. Di dalam setiap keputusan, perlu dipertimbangkan juga resiko yang timbul dari keputusan yang akan diambil. Jadi aspek manajemen resiko menjadi salah satu pendukung penting dari keputusan.

Sekali kita mengambil keputusan yang memiliki nilai terbaik baik dari perolehan maupun tingkat resiko, maka berpegang kepada pilihan tersebut sebagai produk yang perlu didukung dan diamankan agar bisa masuk ke langkah selanjutnya.

6. Lakukan aksi

Tahap ini ditandai dengan rencana implementasi dari keputusan yang diambil. Rencana ini melibatkan sumber daya apa saja yang diperlukan untuk menjalankannya dan juga bagaimana mendapatkan dukungan dari semua yang terlibat. Mengupayakan dukungan dari semua pihak adalah komponen kunci untuk keberhasilan pelaksanaan keputusan. Karena itu dipersiapkan secara matang jawaban dari kemungkinan pertanyaan yang timbul.

7. Review keputusan yang diambil

Yang sering dilupakan, padahal sangat penting adalah mengevaluasi keputusan dikaitkan dengan efektivitasnya. Apa yang menjadi kendala dan apa yang bisa dilakukan untuk memperbaiki masalah yang ada. Ada yang mengatakan. Bahwa ‘bahkan pemilik bisnis yang paling jempolanpun harus belajar dari kesalahan yang dibuat dan selalu siap untuk menyesuaikan rencananya dengan keadaan atau beralih ke pilihan lain yang lebih mungkin.’

Tantangan Umum dalam Pembuatan Keputusan

Meskipun kita telah melalui 7 tahap tersebut dalam membuat suatu keputusan, biasanya ada saja yang membuat keputusan tersebut tidak efektif. Ada beberapa kendala yang mungkin muncul, sbb:

  • Informasi terlalu banyak atau terlalu sedikit.

Pengumpulan informasi yang relevan adalah kunci dari pemilihan keputusan yang tepat. Sumber dan informasi yang terlalu sedikit menimbulkan keraguan atau bias dan jika terlalu banyak juga sering membingungkan.

  • Kekeliruan dalam mengidentifikasi permasalahan.

Dalam banyak kasus, faktor-faktor yang mengelilingi suatu keputusan umumnya jelas. Namun, ada waktu di mana suatu keputusan sifatnya rumit dan kadang tidak jelas aspek utamanya yang mana. Yang perlu dilakukan adalah membahas kasusnya dengan rekan rekan yang memiliki kedalaman pemahaman sehingga bisa berpikir jernih dan memberikan jawaban untuk keraguan kita.

  • Terlalu percaya diri dengan hasil akhir

Kadang kita merasa yakin bahwa hasil dari keputusan yang kita buat akan sesuai harapan karena prosesnya mengikuti 7 langkah yang kita sama sama pelajari. Pada kenyataannya hasil yang kita perkirakan berbeda. Kita perlu punya pemikiran bahwa hal yang berbeda bisa saja terjadi. Jadi tetap kita memiliki kesiapan dan tidak terlalu percaya diri, sehingga menutup peluang berjaga-jaga akan hasil yang berbeda.

  • Kurangnya pemahaman Manajemen Resiko

Agar kita mampu mengevaluasi, menghitung dan memitigasi resiko yang kita hadapi di setiap langkah pengambilan keputusan, maka kita perlu memahami manajemen resiko. Tanpa pemahaman dan praktik pengelolaan resiko, maka keputusan akan dibuat tanpa memperhitungkan seluruh faktor yang mempengaruhi hasil. 

Kesimpulan

Pembuatan Keputusan adalah kecakapan yang sangat utama di dalam dunia bisnis, khususnya bagi Anda, para manajer atau siapapun yang berada pada posisi pimpinan. Kewaspadaan terhadap hal berbeda tetap diperlukan, namun mengikuti suatu prosedur yang logis, tertata, yakin dan cermat akan memastikan pembuatan keputusan yang penuh perhitungan dan hasil yang positif.

Referensi

Higson, A & Sturgess, A, 2014. Uncommon Leadership: How to Build Competitive Advantage by Thinking Differently, Kogan Page




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline