Kirton Adaption-Innovation (KAI) Theory
Dalam kehidupan sehari hari kita senantiasa membuat keputusan, entah mau pergi untuk berbelanja kemana, untuk pergi ke satu lokasi yang menyenangkan untuk healing, untuk memutuskan makan apa hari ini, atau memilih telepon seluler (bisa handphone biasa atau smartphone atau tablet) untuk kebutuhan kita berkomunikasi. Semuanya memerlukan pertimbangan dan kecepatan kiita dalam memutuskan.
Ternyata sebagai pemimpin atau bukan, kita senantiasa membuat keputusan dan kecenderungannya ada di rentang Adaptif atau Innovatif. Rentang tersebut sesungguhnya meliput dua aspek yang diteliti oleh seorang psikolog yang juga penulis, Michael Kirton, yaitu Kognisi dan Kreatifitas. Kita lihat definisi dari dua hal tersebut:
Kognisi adalah segala aktivitas mental yang saling berhubungan antara persepsi, pikiran, ingatan, dan pengolahan informasi. Artinya kemampuan otak kita untuk mengolah infomasi, menghitung, memperkirakan dan juga menentukan sesuatu berdasarkan data yang ada (Wikipedia)
Kreativitas mengandung arti kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dengan cara menghubungkan beberapa hal yang sudah ada dan menjadikan sesuatu hal yang baru (Wikipedia)
Pada tahun 1976 (dikembangkan lebih lanjut pada tahun 2003) Kirton menguraikan teori kognisi untuk memahami seseorang agar dapat mengidentifikasi pendekatan utamanya dalam pemecahan masalah. Dia menyatakan bahwa manusia berada di dalam dua rentang tersebut yaitu kecenderungan beradaptasi atau berkreasi. Secara prinsip kedua sisi tersebut bersifat kreatif namun dengan cara yang berbeda.
Ciri Adaptor dan Inovator
Seseorang yang preferensi adaptasinya tinggi menyukai pencarian solusi melalui sistem kerja atau sumber daya yang ada, yang sudah mapan dan berjalan baik. Apabila sistem atau struktur kerja belum rapi, dia akan menata dulu, dan ketika sudah rapi, baru solusi dari masalah diupayakan.
Sementara untuk yang kemampuan berkreasinya tinggi (Kreativitas Tinggi) lebih memilih terbebas dari sistem atau struktur yang ada, karena dia melihat justru sistem yang akan mengganggu kemunculan dari kreativitas dan solusi yang baru. Secara ringkas teori Adaptasi dan Kreativitas dapat dilihat pada diagram di bawah ini:
Pada dasarnya kedua tipe orang tersebut sama-sama memiliki keahlian dalam memecahkan permasalahan dalam kehidupan. Tantangan masing-masing tipe juga berbeda. Bagi Adaptor solusi akan efektif dengan menggunakan metode yang umum digunakan dan telah terbukti berhasil, sementara bagi Inovator mencari solusi dengan cara yang biasa-biasa dirasakan kurang menantang dan membosankan.
Baginya mencari solusi dengan cara yang baru akan memberikan nilai lebih. Karena caranya berbeda bagi Adaptor dan Inovator, maka solusi yang dihasilkannya pun berbeda, namun satu sama lain memiliki nilai tambah tersendiri.
Kirton menekankan bahwa di dalam suatu organisasi diperlukan dua tipe ini sebagai agen perubahan, artinya setiap ada permasalahan pendekatan yang diambil tetap dari dua sisi, sisi konservatif atau sisi yang cenderung radikal.