Lihat ke Halaman Asli

Didi Kurniadinata

Pengajar, Konsultan SDM, Trainer, Penulis,

Bagaimana Mengembangkan Diri Kita? (Self Development)

Diperbarui: 11 Juli 2024   07:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

credit to Safety4Sea

Pada suatu hari, ketika sedang memeriksa ladangnya, seorang petani menemukan seekor anak elang yang terjatuh dan berusaha untuk terbang tetapi tidak bisa karena masih terlalu muda dan bulu-bulunyapun belum tumbuh dengan sempurna. Diperkirakan anak burung itu terjatuh dari sarangnya dan tidak diketahui induknya. Petani itupun merasa kasihan dan anak burung elang itu dibawanya pulang. 

Petani itu ingat bahwa di rumahnya dia memiliki sekawanan anak-anak ayam yang baru menetas. Akhirnya dengan harapan agar anak burung itu bisa tetap hidup, maka Petani itu  menempatkannya bersama anak-anak ayam tersebut. Sang anak elang lalu tumbuh bersama ayam, memakan makanan ayam, berjalan seperti ayam, berkomunikasi dengan bahasa ayam, belajar segala hal dari ayam dan berpikir bahwa menjadi seekor ayam adalah sesuatu yang terhebat. 

Setelah beberapa minggu, petani merasa bahwa anak elang tersebut sudah saatnya untuk bisa terbang. Dia lalu berupaya membuatnya bisa terbang dengan cara melemparkannya ke udara. Akan tetapi si anak elang berpikir bahwa dia adalah seekor ayam. Dilemparpun berulang-ulang ke udara, tetap saja anak elang tersebut selalu terjatuh kembali ke tanah. 

Anak Elang tersebut mulailah merasa frustrasi, bosan dan kesakitan badannya setelah terus menerus menghantam tanah, sehingga dia coba rentangkan sayapnya dan menggerak-gerakannya dan......ternyata dia bisa terbang. Pertama dia merasa kaget, namun beberapa saat kemudian dia mulai menikmati dapat melayang-layang di udara dan akhirnya dia menyadari bahwa ternyata dia adalah seekor elang dan bukan seekor ayam.

Pengembangan Diri

Sang anak elang yang ada dalam cerita rakyat ini (fabel) itu rupanya mengalami situasi di mana ada perkembangan dalam dirinya, kali ini dibantu oleh petani tersebut. Namun, ketika dia bisa terbang itu karena dia juga berusaha untuk mengembangkan dirinya, mengembangkan sayapnya, sehingga dia benar-benar menjadi seekor elang. 

Dari ilustrasi di atas, penulis ingin berbagi tentang Pengembangan Diri atau Self-Development yang memberi kita kapasitas untuk menumbuhkan kesadaran diri, kemampuan, mungkin bakat, mungkin kecakapan yang ada pada kita agar kita bisa meningkatkan kualitas hidup kita. Pengembangan diri juga kadang disebut dengan Pengembangan Pribadi yang relatif sama maknanya,  dan berfokus ke dalam diri kita untuk menggali potensi yang ada dalam dirik ita.

Pengembangan diri ini perlu dilakukan setiap orang agar dapat bertahan dalam kehidupan ini. Kita tidak dapat mengandalkan orang lain karena kita sendiri yang bertanggung jawab atas perkembangan kita. Apapun latar belakang kita, kita selalu memiliki kesempatan untuk mengembangkan diri untui menjadi manusia yang lebih baik.

Pengembangan Diri dalam Konsep Aktualisasi Diri

Ketika kita membahas pengembangan diri, biasanya akan dikaitkan dengan kosep aktualisasi diri yang merupakan tahap tertinggi dari piramida motivasinya Abraham Maslow (1970). Maslow menyatakan bahwa Aktualisasi Diri adalah realisasi potensi dan jati diri seseorang dengan mengembangkan potensi dirinya dan menikmati hidup secara maksimal. 

Artinya ujung dari Pengembangan Diri adalah mencapai suatu tingkat paling tinggi dalam kepuasan, citra diri dan juga kualitas hidup. Tentu kepuasan dan kualitas hidup relatif untuk setiap orang, juga tentang sejauh mana seseorang merasa sudah cukup atau puas dengan kualitas hidupnya. Yang utama adalah bagaimana cara kita melakukan usaha pengembangan diri.

Bagaimana Melakukan Pengembangan Diri?

credit to Pertemps

Pengembangan pribadi bisa dilakukan oleh semua orang, baik dibantu oleh orang lain atau diri sendiri bukanlah masalah. Yang penting potensi diri ditemukan dan dikembangkan dan porsi paling besar dan penting harus dari diri sendiri. Orang lain bisa jadi pemicu atau pendorong. Tanggungjawab ada pada diri kita sendiri.

1.   Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan Kita

Tahap pertama dalam pengembangan diri adalah mengenali kekuatan dan kelemahan diri sendiri. Kita adalah satu-satunya yang tahu apa kekuatan dan kelemahan kita sendiri. Jika kita tidak tahu cara melakukannya, cobalah melihat kembali pengalaman kita. 

Misalnya, jika kita selalu merasa gugup untuk berbicara di depan umum, bisa kita anggap sebagai kelemahan. Lalu misalnya teman teman kita selalu mengandalkan kita untuk menyusun suatu surat atau dokumen, itu bisa dianggap sebagai kekuatan kita dalam kecakapan menulis dan menyusun kata dengan isi yang benar.

Dalam mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan kita, kita bisa membuat sesi bersama teman teman, dimana setiap orang menyampaikan kekuatan dan kelemahan dari teman di depannya (A tentang B, B tentang A, C tentang D, D tentang C dan masing-masing bisa menanggapi untuk meyakinkan umpan balik dari teman kita). 

Jadi tidak bicara tentang diri sendiri. Sesi ini bisa disebut dengan sesi umpan balik dan pembukaan diri dalam format diskusi. Dari sini kita akan dapat menerapkan tujuan pribadi tentang cara mengatasi kelemahan dan menguatkan kelebihan kita. Dengan membaca uraian tentang Johari Window di tulisan sebelumnya, kita akan dapat memaksimalkan sesi ini.

2.  Tetapkan Tujuan Pribadi

Tujuan pribadi diperlukan ketika Anda ingin mengembangkan diri untuk memastikan dan memotivasi dalam menjalankan prosesnya. Tujuan pribadi ini adalah keinginan atau niat spesifik tentang apa yang ingin kita capai dalam hidup kita. 

Misalnya, kita ingin menjadi seorang insinyur sipil, mulailah kita mempelajari dan bersekolah di bidang tersebut. Jika kita ingin menjadi seorang influencer, mulailah belajar berbicara dengan kata dan ungkapan yang kekinian.

3.  Rencanakan dan Evaluasi Pengembangan Pribadi Anda

Saatnya merencanakan proses pengembangan pribadi. Rencana ini akan menjadi titik tolak dalam memulai dan mengevaluasi proses pengembangan pribadi yang dilakukan.

Pantau kemajuan pengembangan diri dan terbuka untuk melakukan penyesuaian atau perubahan cara dan fokus dalam proses pengembangah diri.

Belajar adalah sebuah proses yang berkelanjutan. Bahkan setelah menyelesaikan sekolah, setiap orang harus terus belajar bagaimana beradaptasi dengan perubahan. Belajar adalah kunci bagi siapa pun yang ingin melakukan pengembangan diri. Belajar dapat dilakukan dengan beragam cara, belajar melalui buku, melalui diskusi, melalui kursus atau belajar mandiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline