Pas hidup lagi capek-capeknya, aku menemukan diriku terpesona oleh sebuah drama Korea yang ringan, sederhana nan manis, seperti kembang gula. Persis. Bercerita tentang karakter Cheon Sarang, seorang hotelier yang cekatan, profesional, dan selalu menampilkan senyum ramahnya. Karakter ini adalah definisi 'naneun haengbok hamnida meskipun jiwa meronta'.
Ada beberapa hal menarik yang saya dapat. Dari nama, Cheon Sarang, yang jika diterjemahkan kasar bermakna 'akulah cinta' namun kenyataannya, hidupnya tidak dipenuhi dengan roses and sushine. Ditinggal mati oleh orang tua dan hanya hidup dengan neneknya membuat Cheon Sarang dipaksa dewasa. Meski demikian, dia mampu memberi dan menerima cinta yang sama besarnya dengan kedua sahabatnya. persahabatan yang membuat iri semesta.
Selain ketulusannya dengan sahabatnya, ia juga menumbuhkan kecintaannya pada pekerjaan sebagai hotelier di King Hotel. Dan ketulusannya dalam mengejawantahkan cinta pada pekerjaannya mampu terbaca orang-orang sekeliling yang menjadi rekan kerjanya. Alur ceritanya dan kuatnya karakter yang menarik membuatku merenung, "Seandainya aku menjadi seorang hotelier, peran apa yang cocok untukku?"
Dalam angan-anganku, aku membayangkan diriku bekerja di balik layar hotel yang mewah, memanjakan tamu-tamu yang datang dengan harapan untuk mengalami pengalaman tak terlupakan. Aku tersenyum saat membayangkan diriku berada di depan pintu hotel, siap menyambut setiap tamu dengan senyuman teramah dan penuh dedikasi. Setiap tamu adalah seorang raja terhormat yang layak diberikan pelayanan ekselen.
Namun, aku terperangkap dalam pertimbangan. Mungkin menjadi seorang chef akan menjadi pilihan yang menarik, tetapi keahlian memasak bukanlah bidangku. Aku tergelitik dengan pemikiran menjadi seorang room attendance, namun tanggung jawab membersihkan kamar dan menyusun kembali tempat tidur mungkin bukanlah yang paling cocok untukku.
Lalu, aku menemukan jawabanku. Aku akan menjadi bellboy, seorang penjaga pintu hotel yang berdiri sepanjang hari, siap menanti kedatangan tamu-tamu yang datang dengan harapan dan impian mereka. Pekerjaan ini mungkin tidak sepopuler peran lainnya, tapi bagi seorang yang memiliki hasrat memberikan pelayanan ramah, menjadi bellboy adalah jalan yang tepat.
Anganku dimulai dengan aku menatap lekat pada cermin dimana aku mengenakan seragam resmi hotel untuk pertama kalinya. Sebuah koper mewah dengan logo hotel yang elegan berada di tanganku. Ketegangan dan antusiasme campur aduk dalam diriku saat aku berjalan menuju pintu masuk hotel. Aku bernafas dalam-dalam, siap menyambut tamu pertamaku.
Tepat ketika aku tiba di depan pintu hotel, seorang tamu memasuki gedung dengan langkah elegan. Sebuah senyum hangat terukir di wajahku saat aku menyambutnya dengan sopan, "Selamat datang di Celestine Patterson Hotel. Semoga Tuan dan Puan memiliki pengalaman menginap yang luar biasa bersama kami."
Senyuman tamu itu mengembang, dan dia berbicara dengan tulus, "Terima kasih. Anda sangat ramah."
Begitulah, kemudian anganku berpindah di hari berikutnya dan berikutnya lagi, aku menyambut tamu-tamu dengan senyuman penuh kehangatan. Aku memperlakukan mereka seperti raja terhormat, memberikan excellent service dengan segala yang aku miliki. Tak ada yang terlupakan dalam setiap detail, sekecil apapun itu.
Saat matahari terbenam, langit berubah menjadi warna oranye yang mempesona, aku berada di depan pintu hotel, senyum terukir di wajahku. Aku melihat seorang tamu yang kembali ke hotel setelah seharian berkeliling kota. Dia terlihat lelah, tetapi ketika aku menyambutnya dengan senyuman dan membukakan pintu untuknya, kelelahannya tampak memudar. Aku, si bellboy, dengan topi tinggi dan pakaian ala pasukan kerajaan Inggris adalah wajah pertama hotel setelah valet parkir, menyambut tamu dengan senyum hermes-nya dan dibalas dengan senyum tak kalah ramah dari tamu.