Lihat ke Halaman Asli

Teori Alfred Adler

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesederhanaan dan Ringkas

Dalam pertemuan minggu kemaren saya tertarik pada teori Alfred Adler yang menjelaskan bahwa manusia itu lahir dalam keadaan tubuh yang lemah, dan tak berdaya. Dan akhirnya kondisi ini menimbulkan inferiorita dan ketergantunggan pada orang lain. Teori Adler yang bertentangan dengan freud terletak pada kesadaran individu yang berusaha memperbaiki kehidupannya dengan konsep bagaimana memahami sesorang yang berkerja keras dapat menjadi sukses, sedangkan bagi orang yang malas merupakan tangguang jawab mereka dalam membuat kesalahan memilih. Dan psikologi individual memandang individu sebagi mahkluk sosial yang Saling terhantung satu sama lain. Dan di bawah ini adalah pokok-pokok teori Adler mencakup 6 hal berikut:

  1. Satu-satunya kekuatan dinamik yang melatarbelakangi aktivitas manusia adalah perjuangan untuk sukses atau menjadi superior.
  2. Persepsi subjektif yaitu individu membentuk tingkah laku dan kepribadian.
  3. Semua fenomena psikologi disatukan didalam diri individu dalam bentuk self.
  4. Manfaat dari aktifitas manusia harus dilihat dari sudut pandang interes sosial.
  5. Semua potensi manusia dikembangkan sesuai dengan gaya hidup dari self.
  6. Gaya hidup dikembangkan melalui kekuatan kreatif individu.

Intinya pada teori ini Alfred berpendapat bahwa manusia adalah mahluk individual yag dimotivasikan oleh dorongan-dorongan sosial yang sudah dibawah sejak lahir. Menurut Adler manusia adalah mahlik sosial utama. Kebutuhan pemuasan seksual manusia merupakan salah satu dari bnayaknya kebutuhan manusia tergantung bagai mana manusia itu sendi yang mengaturnya, merencanakannya dan melakukannya dalam aktivitas sehari-hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline