Tidak lama lagi umat muslim di seluruh dunia akan merayakan Idul Qurban. Hari tersebut merupakan hari dimana umat muslim melaksanakan pemotongan hewan qurban dan hari saling berbagi kebahagiaan. Hewan qurban yang lazim di negeri kita diantaranya yaitu sapi, kerbau, kambing, dan domba. Bahkan beberapa hari terakhir ini sudah marak penjualan hewan qurban di beberapa sudut kota. Namun, terdapat beberapa hal yang diabaikan oleh kita semua terkait perayaan Idul Qurban, diantaranya adalah kesejahteraan hewan dan kewaspadaan terhadap zoonosis.
Untuk mempersingkat tulisan, perkenankan saya untuk menuliskan mengenai kesejahteraan hewan yang terabaikan di hari Idul Qurban. Kesejahteraan hewan atau yang dikenal dengan animal welfare mempunyai lima prinsip (the five freedom), yaitu :
- Bebas dari rasa sakit, cidera, dan penyakit
- Bebas dari rasa lapar dan haus
- Bebas dari ketidaknyamanan, penganiayaan, dan penyalahgunaan
- Bebas dari rasa takut dan tertekan
- Bebas untuk mengekspresikan perilaku alaminya.
Mungkin beberapa masyarakat belum mengetahui akan hal ini, padahal hal ini sangat mempengaruhi ke-halal-an dan kualitas daging qurban. Tentunya kita tidak mau jika daging qurban yang kita bagi-bagikan ternyata tidak halal dan kurang berkualitas. Mungkin banyak dari kita yang pernah mendengar ASUH alias Aman, Sehat, Utuh, dan Halal. ASUH sangat dipengaruhi oleh perlakuan kita (manusia) terhadap hewan sebelum penyembelihan, saat penyembelihan, dan setelah penyembelihan.
Meskipun training sudah dilakukan oleh dinas terkait terhadap para panitia penyembelihan hewan qurban serta juga pengawasan oleh petugas dan dokter hewan, tetapi pelanggaran terhadap kesejahteraan hewan masih marak terjadi. Misalnya, penampungan hewan kurban tanpa atap peneduh dan tanpa makan/minum yang layak/memadai, pengangkutan hewan kurban, teknik merobohkan hewan yang tidak benar (sehingga hewan teraniaya sebelum penyembelihan), tidak adanya pemisah antara hewan yang belum disembelih dengan hewan yang sedang disembelih (sehingga hewan yang belum disembelih melihat temannya yang disembelih), teknik penyembelihan yang kurang benar, dan masih banyak lagi. Bukankah yang demikian dilarang dalam Islam?
Untuk zoonosis mungkin singkat saja, zoonosis adalah penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia dan sebaliknya, dari manusia ke hewan. Biasanya zoonosis yang mengemuka menjelang Idul Qurban diantaranya adalah anthrax. Anthrax disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis dan dapat menimbulkan kematian di hewan dan manusia. Bisa dibilang anthrax sulit untuk diberantas karena spora anthrax dapat bertahan di tanah sampai puluhan tahun. Sehingga sangat penting sekali pencegahan terhadap penularan anthrax dari hewan ke manusia, diantaranya adalah pengawasan lalu-lintas hewan dari daerah endemik anthrax (dilakukan oleh dokter hewan berwenang), pengawasan dan pemeriksaan kesehatan hewan oleh dokter hewan berwenang, segera melapor ke dinas terkait apabila menjumpai hewan yang tidak seperti biasanya (lemas, tidak nafsu makan, keluarnya cairan darah dari hidung, mulut dan anus, dan kematian mendadak), serta sebaiknya setiap pemerintah daerah harus membatasi atau melarang penjualan/penampungan/penyembelihan hewan qurban di tempat yang tidak semestinya.
Berqurban sangatlah bernilai ibadah tinggi, oleh karena itu hendaklah kita yang akan berqurban menghindari penyimpangan-penyimpangan yang dapat menurunkan nilai ibadah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H