Lihat ke Halaman Asli

Filosofi Firqoh (Ajaran) Murji'ah

Diperbarui: 1 Oktober 2018   12:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Ilmu kalam biasa disebut dengan beberapa nama, antara lain ilmu uhuluddin, ilmu tauhid, Al-Fiqh Al-Akbar, dan teologi islam.Disebut ilmu ushuluddin karena ilmu ini membahas pokok-pokok agama (ushuluddin0.Disebut ilmu tauhid karena ilmu membahas keesaan Allah SWT. Didalamnya dikaji pula tentang asma'(nama-nama) dan af'al (perbuatan-perbuatan) Allah yang wajib, mustahil, dan jai'iz, juga sifat yang wajib, mustahil, dan ja'iz bagi Rasul-nya.

Mengkaji aliran-aliran ilmu kalam pada dasarnya merupakan upaya memahami kerangka berpikir dan proses pengambilan keputtusan paraulama aliran teologi dalam menyelesaikan persoalan-persoalan kalam.Oleh karena itu, perbedaan kesimpulan antara satu pemikiran dengan pemikiraan lainnya dalam mengkaji objek tertentu merupakan suatu hal yang bersifat natural pula.Mengenai sebab-sebab pemicu perbedaan pendapat, Ad-Dahlawi tampaknya lebih menekankan aspek subjek pembuatan keputusan sebagai pemicu perbedaan pendapat.

Dalam kajian ilmu kalam terdapat berbagai pokok aliran salah satunya yaitu Al-Murji'ah.Nama Murji'ah diambil diambil dari kata irja' atau arja'a yang bermakana penundaan, penangguhan, penghharapan.Kata arja'a menngandung arti memberi pengharapan, yaitu pada pelaku dosa besar untuk memperoleh pengampunan dan rahmat Allah SWT.Selain itu, arja'a berarti pula meletakkan di belakang atau mengemudikan, yaitu orang yang mengemudikan amal dan iman. Oleh karena itu, Murji'ah orang yang menunda penjelasan kedudukan seseorang yang bersengketa, yaitu 'Ali dan Mu'awiyah, serta setiap pasukannya pada hari kiamat kelak.(Abdul Rozak dkk, 2014, 70-71)

Ada beberapa teori yang berkembang mengenai asal-usul kemunculan Murji'ah. Teori pertama mengatakan bahwa gagasan irja' atau arja'a dikembangkan oleh sebagian shabat dengan tujuan menjamin kesatuan dan pesatuan umat Islam ketika terjadi pertikaian politk.Teori lain mengatakan bahwa gagasan irja' yang merupakan basis doktrin Murji'ah muncul pertama kali sebagai gerakan politik yang diperlihatkan oleh cucu Ali bin Abi Thalib, Al-Hasan bin Muhammad Al-Hanafiyah, sekitar tahun 695. (Abdul Rozak dkk, 2014, 71)

Watt, penggagas teori ini menceerrtakan bahwa 20 tahun setelah meninggalnya Mu'wiyah tahun 680, dunia Islam dikoyak oleh pertikaian sipil, yaitu Al-Mukhtar membawa paham syi'ah ke Kufah dari tahun 685-687; Ibnu Zubair mengklaim kekhalifahan di Mekah hingga kekuasaan islam. Sebagai respons dari keadaan ini muncul gagasan irja' atau penangguhan (postponenment).Gagasan ini tampaknya pertama kali dipergunakan sekitar tahun 695 oleh cucu Ali bin Abi Thalib bin,Al-Hasan bin Muhammad Al-Hanafiya, dalam sebuah surat pendeknya yang tampak autentik.Pemimpin Murji'ah ini  adalah Hasan bin Bilal Al muznin, Abu Salat As Samman, Tsauban Dliror Bin Umar. Penyair Murji'ah yang terkenal pada pemerintahan Bani Umayyah ialah Tsabit Bin Quthanah, mengrang syi'ir iktikad kaum Murji'ah. (Sahilun A. Nasir 1991, 139-140)

Ada dua ajaran penting bagi murji'ah, yaitu tentang pelaku dosa besar dan tentang iman. Mengenai pelaku dosa besar, ditegaskan bahwa selama seseorang meyakini tiada tuhan selain Allah SWT. dan Muhammad SAW. adalah Rasul-Nya, maka apapun yang mereka lakukan ia tetap dianggap mukmin, bukan kafir, karena amal tidak sampai merusak iman. Tokoh Murji'ah, Ubaid al-Mukta'ib menyatakan bahwa dosa selain syirik asti diampuni. Orang yang melakukan dosa sebesar apapun itu, tetap tidak berpengaruh terhadap keimanan di hatinya, sehingga dia teteap di masukkan ke dalam surga. (Tim Penulis Batartama, 2012,  137)

Mereka beralasan Allah SWT. membedakan pengunaan kata iman dan amal dalam Al-Qur'an. Itu menunjukkan bahwa kedua kata itu memiliki arti yang berbeda dan tidak ada kaitan antara satu dengan yang lainya. Selain itu Hadis-Hadis yang meunjukkan tingkatan iman, menurut mereka itu hanya majaz saja yang tidak ada kaitannya dengan iman yang sebenarnnya. Seperti halnya Hadis tentang hal ini, Imam Al--Ajuri (w.360 H) berkata, "Barangsiapa yang memiliki pemikiran seperti ini (irja'), maka ia telah berdusta atas nama Allah serta meyakini sesuatu yang sangat diingkari seluruh ulama'. Karena yang memiliki pemikiran ini menganggap, seseorang yang telah mengucapkan la Ilaha Illallah, maka dosa besar dan perbuatan keji yang ia lakukan, sama sekali tidak merusaknhya; menganggap orang yang baik da orang yang buruk adalah sama. Pendapat seperti ini jelas merupakan kemunkaran. (Tim Penulis Batartama, 2012, 138-139)

Menurut W. Montgomery Watt pokok ajaran murji'ah diantaranya yaitu :

  • Penangguhan keputusan terhadap Ali bin Mu'awiyah hingga Allah memutuskannya di akhirat kelak.
  • Penangguhan Ali untuk menduduki ranking keempat dalam peringkat Al-Khalifah Ar-Rasyid.
  • Pemberian harapan (giving of hope) terhadap orang muslim yang dosa besar untuk memperoleh ampunan dan rahmat dari Allah SWT.
  • Doktrin-doktrin Murji'ah menyerupai pengajaran (mazhab) para skeptic dan empiris dari kalangan Helenis.
  • Menurut Harun Nasution menyebutkan empat pokok ajaran murji'ah  yaitu:
  • Menunda hukuman atas Ali, Mu'awiyah, Amr bin Ash, dan Abu Musa Al-Asy'ari yang terlibat tahkim hingga kepada Allah pada hari kiamat kelak;
  • Menyerahkan keputusan kepada Allah SWT. atas orang muslim yang berdosa besar;
  • Meletakkan (pentingnya) iman lebih utama daripada amal;
  • Memberikan pengharapan kepada muslim yang berdosa besar untuk memperoleh ampunan dan rahmat dari Allah SWT.
  • Menurut Abu 'A'la Al-Maududi (1903-1878) menyebutkan dua pokok ajaran murji'ah yaitu:
  • Iman adalah cukup dengan percaya kepada Allah SWT. dan Rasul-Nya. Adapun amal atau perbuatan bukan merupakan keharusan bagi adanya iman. Berdasarkan hal ini, seseorrang tetp dianggap mukmin walaupun meninggalkan apa yang difardukan kepadanya dan melakukan perbuatan-prbuatan dosa besar;
  • Dasar keselamataan adalah iman semata. Selama masih ada iman di hati, setiap maksiat tidak dapat mendatangkan madharat ataupun gannguan atas seseorang. Untuk mendapatkan pengampunan, manusia cukup menjauhakan diri dari syirik dann meninggal dalam keadaan akidah tauhid. (Abdul Rozak dkk, 2014, 72-73)

Jadi, menurut ajaran Murji'ah berpendirian bahwa iman itu membenarkan dengan hati dan mengikrarkan dengan lisan. Maka kebanyakan mereka mengatakan beriman itu tidak bertambah dan tidak berkurang. Sebab membenarkan dengan hati itu tidak diucapkan, dan mengikrarkan dengan lisan itu ada kalanya benar atau tidak. Maka maka iman itu tidak bisa bertambah atau berkurng. (Sahilun A. Nasir, 1991, 145)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline