Lihat ke Halaman Asli

Dicky Saputra

TERVERIFIKASI

Talks about worklife and business. Visit my other blog: scmguide.com

Mengapa Punya "Lebih" Tidak Membuat Kita Lebih Bahagia (dan Apa Artinya)?

Diperbarui: 21 September 2021   10:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: dok. pribadi (diolah dari mohamed Hassan from Pixabay)

Memang sulit ya mencari tahu apa yang membuat kita bahagia? Tapi, sebenarnya kebahagiaan itu ngga sesulit yang kita pikirkan juga loh.

Begini, pernah ngga sih kamu mengejar sesuatu, entah itu promosi, pekerjaan, uang, pernikahan, rumah baru, liburan, dan kamu bilang ke diri kamu sendiri kalau hidup kamu akan lebih baik dan kamu akan lebih bahagia saat mendapatkannya? Pernah kan?

Kira-kira begini kalimatnya, "Saya akan bahagia ketika ..."

Kayaknya kita semua pernah berada di sana ya?

Hidup kamu mungkin punya banyak nikmat. Banyak hal yang sudah kamu capai. Tapi, ada sesuatu yang sangat akrab yang terjadi setelahnya.

Apa itu?

Kamu pasang target, tujuan. Dan kamu berusaha keras untuk mencapai itu.

Kamu berkata pada diri sendiri kalau kamu akan bahagia ketika kamu mencapai tujuan itu.

Dan itu benar. Ketika kamu mendapatkan apa yang kamu inginkan, rasanya sangat menyenangkan selama beberapa hari.

Tapi, hei, apa yang terjadi setelahnya?

Semuanya kembali normal. Seperti ngga terjadi apa-apa. Kegembiraan memudar. Kecemasan mengambil tempatnya kembali.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline