Lihat ke Halaman Asli

Dicky Saputra

TERVERIFIKASI

Talks about worklife and business. Visit my other blog: scmguide.com

3 Cara Menjadikan Diri Kamu Seperti yang Kamu Inginkan di Masa Depan

Diperbarui: 3 September 2020   14:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: unsplash.com

Saya akan memulai artikel ini dengan memberi tahu kamu tentang sebuah bias yang hampir semua orang punya. Apa itu? Yaitu, kita cenderung berpikir kalau kita seperti ini sekarang ini, maka akan seperti inilah kita sampai kapan pun.

Padahal, kalau kita ditanya apakah kita adalah orang yang sama dengan kita 10 tahun yang lalu, jawabannya adalah ngga. Aneh ya? Kita saat ini sudah berubah dibandingkan masa lalu, tapi tetap saja sulit untuk melihat potensi untuk berubah di masa depan.

Seorang psikolog bernama Dr. Daniel Gilbert menyebut hal itu sebagai "end of history illussion."

Maksudnya, terlepas dari kesadaran bahwa kita di masa lalu adalah orang yang berbeda dibandingkan dengan diri kita yang sekarang, kita cenderung berpikir bahwa siapa kita saat ini adalah versi diri kita yang "sebenarnya" dan "sudah final" sehingga siapa diri kita di masa depan pada dasarnya akan sama dengan siapa kita hari ini.

Manusia terus, masih, dan sedang berkembang tetapi kita punya anggapan yang salah kalau kita sudah berhenti berubah.

Yang namanya kepribadian, keterampilan, apa yang kamu suka dan ngga suka, akan terus berubah seiring waktu baik kamu sengaja atau ngga.

Bahkan, sebuah studi yang berlangsung lebih dari 60 tahun menemukan bahwa kepribadian hampir semua peserta sama sekali berbeda dibandingkan dengan mereka 60 tahun sebelumnya.

Perubahan memang ngga bisa dihindari. Tetapi, itu ngga lepas dari kendali kamu. Kamu bisa mengendalikannya.

Ini tiga strategi yang bisa kamu lakukan untuk menjadi diri kamu yang kamu inginkan di masa depan.

Bedakan diri kamu yang dulu, sekarang, dan nanti

Biasanya, orang cenderung sangat menekankan tentang siapa diri mereka saat ini.

Kita cenderung sangat berpegang teguh pada identitas kita saat ini dan mengatakan dengan sangat pasti tentang siapa diri kita sekarang ini, misalnya, "Saya seorang introvert," atau "Saya ngga bisa berhubungan baik dengan orang lain," dan sebagainya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline