Mau menulis tapi ide tidak kunjung datang. Buntu sana sini. Mau tulis ide A, kayaknya kurang menarik. Kalau ide B? Kurang sreg. Tumben, tidak biasanya, pikir saya.
Akhirnya saya ambil kertas dan mulai mencorat-coret diatasnya, nyari-nyari ide. Apa saja yang terlintas di benak, saya tulis disitu. Kegiatan saya minggu ini, apa yang saya rasakan minggu ini, semuanya. Minggu ini memang saya cukup sibuk dengan pekerjaandi kantor. Terlihat dari hasil coretan-coretan saya yang melulu tentang pekerjaan itu. Minggu ini banyak waktu dan pikiran untuk menyelesaikan urusan di kantor.
Setelah semua isi kepala ini ditumpahkan lewat coretan-coretan sembarang itu, saya lihat lagi apa isi coretan tersebut secara keseluruhannya. Barangkali ada hal menarik yang bisa saya jadikan bahan tulisan. Tetap tidak ada. Saya benar-benar sedang dalam masalah kebuntuan ide hari ini. Berpikir dan berpikir, apa yang bisa membuat saya begitu lancar dapat ide di hari-hari sebelumnya? Cek demi cek, ternyata ada satu hal yang selama ini selalu saya lakukan tapi tidak saya lakukan di minggu ini. Apa itu?
Mengamati.
Ternyata minggu ini saya terlalu fokus pada pekerjaan kantor. Bahkan sampai di rumah pun masih terpikir tentang urusan yang satu itu. Sampai-sampai saya lupa untuk mengamati kondisi di sekitar saya. Biasanya saya memang senang mengamati apa yang sedang terjadi di sekeliling saya. Saya buka mata dan pasang telinga saya. Saya tangkap apa yang orang-orang sedang kerjakan, apa yang mereka obrolkan, sampai apa benda-benda yang ada di dekat saya saat itu. Biasanya dalam menulis, ide saya banyak datang dari lingkungan sekitar saya. Dan ternyata ini yang tidak saya dapatkan minggu ini. Ini biang keladinya.
Sebagai penulis (atau orang yang suka menulis), mengamati itu penting. Mengamati apapun yang menjadi objek ketertarikan kita. Minat kita. Kalau saya, saya senang dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan manusia. Apa yang membuat mereka melakukan sesuatu, apa alasannya, dan apa yang bisa saya petik dari apa yang saya lihat pada orang lain atau pada diri saya sendiri.
Dari mengamati, biasanya timbul ide. Dari mendengarkan, akan muncul pemikiran. Atau dari apa yang saya kerjakan, biasanya akan ada pikiran mengenai bagaimana mengerjakan sesuatu dengan lebih baik. Kemudian ide-ide tersebut segera saya ikat dalam bentuk tulisan. Kalaupun tidak dapat ide, paling tidak ada hal baru yang bisa kita dapatkan dari mengamati. Yang akan menambah wawasan dan pengetahuan kita. Atau kalaupun kita sudah tahu, itu bisa menjadi pengingat buat kita.
Jadi, pelajaran kali ini adalah, sebagai penulis, mengamati itu penting. Menangkap dan peka terhadap informasi itu suatu keharusan. Dan informasi-informasi yang kita dapatakan itu seperti bumbu-bumbu dan bahan-bahan masakan yang siap kita ramu menjadi sebuah tulisan. Siapkan mata kita, telinga kita, bahkan kalau perlu tangan dan kaki kita untuk melakukan sesuatu secara langsung untuk mengeksplor sekitar kita lebih jauh lagi. Ide-ide menarik terserak di luar sana. Menunggu untuk dikumpulkan, diambil, dan dikembangkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H