Lihat ke Halaman Asli

Dickhy Maulana

Penikmat Bekas Hujan

Kontemplasi Jendela Rumah

Diperbarui: 2 Januari 2023   17:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Boleh ku hantar segumpal darah ini di depan perapian-Mu?

Membiarkan kotoran demi kotoran
luluh dan leleh satu persatu

Tentang beberapa hal yang membebani,
semoga tak kembali terbebani

Tentang yang sudah terucap
dan tumpah ke rongga-rongga jiwa

Satu dan bilangan ganjil seolah bergantian menghitung, sedang kegenapan adalah sisa cita-cita

Tutup semua pintu yang tengah terbuka,
dan hentikan siapapun yang berusaha mengintip

Beberapa pasang mata jalang terkadang berjalan sendiri. Merasa gatal dan terganggu bila  melihat kata-kata yang mengganjal

Hidup hari ini sejatinya bukanlah hidup
Namun setelah hari ini, adalah hari-hari perjumpaan yang sebenarnya

Jangan luruh dengan beban-beban yang berat,
Ringankan lengan-lengan yang lelah dengan melepas segalanya, kecuali doa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline