Sabtu, 16 Mei 2020
Peristiwa Gembira 5: Yesus Ditemukan dalam Bait Allah (Lukas, 2:49-50)
Mengapa kamu mencari Aku? Tidaklah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam Rumah Bapa-Ku? Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka. Jawaban Yesus kecil ini sungguh menakjubkan. Saking menakjubkannya, Maria dan Yoseph juga tidak memahami apa maksud perkataan-Nya itu. Tentu saja, kalau kita yang hidup pada saat itu, pasti kita akan sulit memahami apa yang dikatakan Yesus.
Akan tetapi, secara eksplisit, terjelaskan bahwa perkataan Yesus ini adalah bukti Dia adalah Putera Allah. Bapa-Nya adalah Allah. Sejak kecil saja Dia sudah menunjukkan tanda-tanda heran yang memang sulit dipahami akal manusia biasa saat itu.
Peristiwa Yesus diketemukan dalam Bait Allah, pada dasarnya terdapat dua keinginan berbeda yang diperhadapkan kepada Yesus Kecil. Di satu pihak, Yoseph dan Maria sangat mengkhawatirkan Yesus Kecil yang telah memisahkan diri selama tiga hari, dan tinggal di Bait Allah.
Tinggal di Bait Allah untuk berdoa bermakna bahwa Dia adalah benar-benar Anak Allah. Karena, berdoa di rumah Bapa-Nya adalah kewajiban-Nya dalam ketaatan-Nya sebagai Anak Allah. Ketaatan sebagai Anak kepada Allah Bapa merupakan pengajaran yang tidak boleh diabaikan oleh-Nya hingga pada saat kematian-Nya di kayu Salib.
Sedikit refleksi, melalui peristiwa gembira Rosario ini, kita diajarkan bahwa berdiam dan berdoa di Bait Allah adalah kewajiban kita sebagai orang Kristiani.
Bukan hanya ketaatan tetapi juga menunjukkan bahwa hubungan kita dengan Tuhan tidak boleh diabaikan hingga pada akhir hidup kita. Hal seperti itulah yang tergambar melalui jawabanTuhan Yesus kepada Yoseph dan Maria yang kembali mencari-cari, ternyata Yesus tinggal di Bait Allah yang diakui-Nya sebagai rumah BapaNya.
Kedekatan Yesus dan Allah haruslah menjadi teladan kita dalam bertingkah laku sebagai orang Katolik. Terlebih ketika penjelasan-Nya kepada Maria ibu-Nya, kiranya semua perkara yang tidak bisa dijelaskan, kita simpan dalam hati. Maria sudah menunjukkan itu. Teladan Maria adalah bukti bahwa Ia adalah ibu Tuhan. Ia adalah pilihan Allah. Sebab itu, ia tidak pernah berkomentar apalagi mempertanyakan setiap perkataan dan perbuatan Yesus anaknya.
Semoga, kita dimampukan untuk bisa setia berada dalam bait Allah kita masing-masing. Yesus adalah bait Allah. Dan hati kita juga adalah Bait Allah.