Lihat ke Halaman Asli

WARDY KEDY

Alumnus Magister Psikologi UGM

Refleksi Rosario (#15)

Diperbarui: 15 Mei 2020   21:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yesus Wafat - Sumber: Jalan Salib.com

Jumat, 05 Mei 2020

Peristiwa Sedih 5: Yesus Wafat di Salib (Lukas, 23:46)

"Yesus berseru dengan suara nyaring: Ya Bapa, kedalam tangan-Mu, Kuserahkan nyawaku" Sesudah berkata demikian, Ia menyerahkan Nyawanya. Peristiwa ini, merupakan peristiwa yang sangat menyakitkan. Terlebih itu dirasakan oleh Maria ibu-Nya bersama para Rasul.

Sebagai seorang Ibu, tentu rasa sakit tak terperihkan menyelimutinya. Sejak Ia dijatuhi hukuman mati, Ia didera, Ia dimahkotai duri, dan harus memanggul salib-Nya ke Kalvari, semua peristiwa itu adalah peristiwa yang tidak bisa tertahankan rasa sakit dan sedih.

Sebagai seorang katolik, dan yang menyebut diri sebagai pengikut Kristus, hendaknya kita bisa ikut merasakan betapa pedih dan sakitnya perasaan Maria bersama para Rasul. Bahkan mereka hampir kehilangan harapan karena kematian Yesus di Salib.

Seolah sudah tidak ada harapan dan semangat lagi karena Sang Guru yang mereka sembah sebagai Kristus dan Mesias, kini harus meregang nyawa di atas paling terhina. Para persitiwa itu, memang mereka kehilangan harapan, akan tetapi, justru dari kematian itu, maut dikalahkan oleh sukacita paskah kebangkitan Yesus yang jaya mulia. Disitulah Yesus disebut Kristus, Penyelamat yang bangkit mengalahkan kematian dan dosa kita.

Bahkan dalam kotbah pertamanya, Petrus mengemukakan satu kesimpulan kristologis: "Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti bahwa Allah telah membuat Yesus yang kamu salibkan itu menjadi Tuhan dan Kristus" (Kis. 2: 36). Gelar Kristus, Tuhan, dan Putera Allah merupakan tiga gelar yang mengungkapkan inti iman kristologis Gereja perdana.

Gelar Kristus (yang terurapi) merupakan gelar yang utama, diambil dari terminologi Perjanjian Lama (Mesiah) dan dikenakan pada manusia Yesus (atau Yeshua). Pengakuan iman: "Yesus adalah Kristus" kemudian menjadi nama pribadi:  "Yesus Kristus".

Kematian Yesus bukanlah akhir dari segalanya. Kematian Yesus di Salib adalah jalan menuju kemenangan kebangkitan. Sehingga jika Yesus tidak mati dan bangkit, sia-sialah iman kita. kematian, memang tidak bisa kita terima, apalagi kematian dalam lingkup keluarga dekat kita. bahkan di saat menghadapi ajal, seorang pasti akan merasakan ketakutan yang hebat.

Akan tetapi, dengan kematian Yesus di Salib, kita tidak perlu takut dan cemas dalam mengahdapi kematian atau ketika ada sanak keluarga kita yang meninggal, sebab kematian adalah jalan menuju persatuan dengan Allah di Surga. Setiap kita, akan tiba saatnya mengalami hal serupa. Hari ini, dia, mungkin besok kita. kematian datang seperti arisan. Akan ada gilirannya kita mengalami kekelaman maut. Tetapi percayalah, dengan iman akan Kristus yang juga telah wafat mendahului kita, maka jelas bahwa kita juga akan memperoleh kebangkitan jaya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline