Saat Curhat dengan-Nya, Tuhan Selalu Membuat Saya Tertawa
Lanjutan...
Saya kini sadar, saya sedang berada dan berjalan dalam pilihan. Saya telah memilih untuk mengikuti panggilan Tuhan. Maka saya sedang dan dalam proses berjalan mengikuti panggilan Tuhan itu.
Karena saya dipanggil dan mengikuti panggilan Tuhan, maka saya harus mempersembahkan diri. Persembahan diri mengandaikan pengenalan akan kekuatan dalam diri. Mengenal diri dan membaharui diri penting untuk persembahan diri. Pengenalan akan diri, penting untuk kekuatan dan bisa mengurangi kekurangan karena selalu ada waktu dan tenaga yang tercurah untuk membaharui diri.
Persembahan diri mengandaikan adanya dialog cinta. Dialog itu menumbuhkan kedekatan yang melahirkan keakraban. Keakraban dengan Tuhan selalu saya jalani dalam 'perbincangan' yang intim bersama-Nya. Perbincangan itu terjadi dalam Doa.
Banyak yang melihat doa sebagai suatu bentuk komunikasi formal dengan rumusan kata-kata yang baku-puitis. Namun tudak bagi saya. Rumusan kata-kata indah-bermakna dalam doa, bukanlah ukuran terkabulnya suatu permohonan. Dalam doa pribadi, saya tidak mementingkan indahnya kata-kata, tetapi hati tulus dengan kejujuan.
Dalam doa lebih baik memiliki 'hati' tanpa kata-kata dari pada kata-kata tanpa 'hati'. Hati adalah inti manusia. Dalamnya saya menemukan Tuhan. Tuhan adalah tempat saya mengungkapakan isi hati. Tuhan adalah tempat saya "curhat" tentang segala hal yang saya alami dan lakukan dalam hidup. Tuhan bagi saya adalah sahabat terbaik.
Tuhan itu sahabat curhat yang setia mendengarkan. Dan dalam 'curhat' bersama-Nya, Tuhan selalu membuat saya tertawa-bahagia. Kegembiraan selalu terpancar ketika saya terbuka dan berbincang dengan-Nya.
Dia selalu memberikan jalan keluar ketika saya mendapat masalah. Dia selalu ada bersama saya ketika saya kesepian, dan Dia selalu memegang tangan saya, menemani dan menuntun saya dalam menapaki perjalanan panggilan ini.
Saya tahu sadar bahwa ketika saya berbuat suatu kesalahan, maka hal itu menunjukan bahwa saya adalah seorang manusia biasa yang penuh kekurangan. Untuk saya, inti kemanusiaan adalah ketidaksempurnaan.
Saya hanya perlu menjadi baik, lebih baik dan terbaik. Saya tidak akan berhenti dari yang baik menjadi lebih baik, dan lebih baik menjadi terbaik. Hidup itu perlu bermimpi.