Pada dasarnya setiap masyarakat menginginkan adanya perubahan keadaan ke arah yang lebih baik dengan harapan tercapainya kehidupan yang lebih maju dan sejahtera. Transformasi total kehidupan negara tradisional menuju modernisasi telah terjadi pada masa sekarang ini, baik meliputi; organisasi sosial, ekonomi, politik, industri, khususnya di bidang teknologi informasi. Baiklah saya tidak akan sempat menjelaskan satu per satu karena akan keluar dari konteks/tema tulisan ini, saya akan menggarisbawahi teknologi informasi. Sekarang orang sudah mengenal istilah Internet (kependekan dari interconnected-networking) adalah sistem global dari seluruh jaringan komputer yang saling terhubung menggunakan standar Internet Protocol Suite (TCP/IP) untuk melayani miliaran pengguna di seluruh dunia. Semua informasi dapat dicari melalui internet apapun baik positif maupun negatif.
Perkembangan pertumbuhan pengguna internet di Indonesia saat ini cukup pesat. Di balik semua perkembangan teknologi tersebut, sebenarnya layanan publik setia awal menjadi gerbang komunitas yang terhubung dengan duniamaya (cyberworld) tampaknya masih banyak diminati. Di Indonesia sendiri, selain memiliki Warung Kopi (Warkop), juga memiliki layanan internet yang dikenal dengan warnet atau (Warung Internet). Dari kalangan pelajar hingga masyarakat umum banyak yang menggunakan jasa warnet untuk dapat mengakses informasi melalui internet, selain membuka gambar dari google, download, upload, email, jejaring sosial, hingga bisnis. Bagi yang tidak memiliki komputer alternatifnya adalah ke warnet untuk mengakses informasi yang mereka butuhkan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pendapatan dari bisnis warnet khususnya bisnis warnet di sekitar Universitas Negeri Medan. Pendapatan usaha tidak akan menurun karena menjalankan bisnis, di sekitar kampus yang memiliki hotspot atau WiFi dan banyak bisnis serupa, dan terutama pengguna laptop / komputer pribadi lebih umum di kalangan mahasiswa yang kurang lebih adalah pengguna layanan mereka. Karena hal diatas lah kami sebagai peneliti melakukan penelitian, dengan melakukan observasi dan menyebarkan kuisioner ke warnet-warnet sekitar Universitas Negeri Medan.
Dengan adanya penelitian ini, kita akan mengetahui berapa rata-rata pendapatan usaha warnet setiap harinya, dan apa saja kendala dalam usaha ini. Bagi para peminat bisnis ini ataupun bagi yang menjalankan bisnis ini diharapkan penyusunan kajian ini dapat dijadikan sebagai acuan atau tolok ukur dalam bisnis warnet. Dan semoga dengan penulisan penelitian ini diharapkan adanya penelitian yang berkelanjutan, karena seperti yang kita ketahui para peneliti bisnis warnet berbasis layanan internet akan selalu dibutuhkan seiring semakin hausnya masyarakat akan informasi dan perkembangan bangsa ini.
Karena usaha warnet di sekitar Universitas medan hanya berjumlah 5 (lima), maka kami sebagai peneliti hanya menerjunkan 5 saja sebagai populasi penelitian. Dari hasil kuisioner yang telah kami sebarkan, sebagai berikut:
Dari kelima kafe tersebut, tiga di antaranya berpendapat bahwa jumlah area Wi-Fi dan meningkatnya jumlah pengguna laptop/komputer pribadi, tidak mengurangi omzet mereka. Pendapatan rata-rata bisnis kafe per hari adalah Rp. 200.000 - Rp. 500.000.Klien/pengguna jasa mereka kebanyakan klien mereka, menggunakan internet untuk membuka situs jejaring sosial Facebook dalam hal ini (4 dari 5 warnet menjawab suka). Salah satu karyawan warnet (Andry K. Black cafe) mengungkapkan pendapatan mereka menurun pada saat mahasiswa Universitas Medan sedang berlibur.
Bisnis warnet merupakan salah satu bisnis yang masih menjanjikan saat ini. Internet sudah menjadi kebutuhan yang tidak bisa dipungkiri lagi, terutama bagi kalangan pelajar dan pebisnis. Di era modern seperti sekarang ini internet sebagai pilihan terbaik untuk menunjang segala kebutuhan seperti; bisnis, pekerjaan, dan bahkan hobi. Oleh karena itu, bisnis penyedia jasa koneksi internet warnet akan sangat dibutuhkan di masa mendatang.
Sebelumnya saya mengira dengan luasnya hostpot/Wi-Fi, modem murah, netbook murah dan persaingan usaha yang sama, akan menghambat usaha warnet ternyata pendapat kami tidak sepenuhnya benar. Ternyata, dari hasil kuisioner kami di lima warnet yang tersebar di sekitar wilayah Universitas medan sebagai populasi penelitian kami; tiga dari lima warnet mengungkapkan bahwa pengunjung warnet (penghasilan) mereka tidak berkurang.
Dan pengaruh penurunan pendapatan mereka selama Universitas Medan sedang libur. Untuk rata-rata pendapatan warnet setiap harinya adalah antara Rp. 200.000 - Rp. 500.000. Menjanjikan karena bisnis di bidang jasa cukup banyak memiliki saingan.
Di Indonesia sebagai negara berkembang dimana akses internet dan penetrasi PC sudah cukup tinggi dengan didukung internet murah dan netbook murah. Lainnya sekitar 42% akses internet melalui fasilitas Public Internet Access seperti warnet, warnet, hotspot dll. Area publik lain yang sering digunakan untuk akses internet adalah di kampus dan di kantor.
Bisnis warnet merupakan salah satu bisnis yang masih menjanjikan saat ini. Internet sudah menjadi kebutuhan yang tidak bisa dipungkiri lagi, terutama bagi para pelajar dan pebisnis yang selalu membutuhkan informasi yang mereka butuhkan secara instan tanpa harus pergi ke perpustakaan (sebagai referensi) atau bertemu langsung dengan relasinya.
Meski usaha di bidang jasa internet memiliki banyak kendala dan saingan yang cukup banyak, ternyata bisnis ini masih cukup menjanjikan saat ini. Kendala usaha kafe seperti; hostpot / Wi-Fi, netbook murah, warnet, Internet global, meningkatnya jumlah pengguna laptop / komputer pribadi dan banyak usaha serupa. Kendala tersebut tidak menpengaruhi berjalannya bisnis ini secara signifikan.
Secara psikologis bagi karyawan/operator warnet adalah timbulnya kebosanan karena kesunyian satu tempat setiap harinya. Saya dapat mengatakan demikian, setelah mendapatkan data dari hasil penelitian kami.