Lihat ke Halaman Asli

Mempertahankan Hidup di Masa Sulit Pandemi Corona

Diperbarui: 28 Februari 2021   21:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Pandemi Virus Corona kian hari semakin meluas. Belum reda permasalahan yang diakibatkan oleh virus corona, kini sudah beredar mengenai bahaya mutasi yang mulai merebak, seakan bersiap menyerang dunia dalam waktu dekat. Pergerakan Masyarakat dalam banyak bidang pun mengalami kendala. Tidak hanya satu dua hal saja yang terpengaruh, dan hal ini pasti merugikan semua pihak.

Lengangnya jalanan di kota besar yang biasanya dipenuhi kendaraan dan lalu lalang masyarakat, menjadi bukti betapa berpengaruhnya dampak pamdemi ini. Banyak pertokoan yang terpaksa tutup, atau memperpendek jam operasi mereka. Semuanya jadi terasa tidak seperti biasanya, karena masyarakat juga harus mulai menyesuaikan diri dengan keadaan baru ini.

Ekonomi adalah permasalahan yang paling diantisipasi oleh banyak pihak. Sebagai salah satu fondasi untuk mempertahankan kesejahteraan masyarakat di masa sulit seperti ini, pemerintah juga berusaha sekuat tenaga untuk mencari solusi, untuk menyelamatkan perekonomian, terutama untuk masyarakat kecil yang terdampak.

Salah satu masyarakat yang terdampak oleh kondisi ini adalah Akhirul Abdi. Pria berusia tiga puluh empat tahun ini, berjuang siang dan malam, untuk menghidupi keluarganya. Ia bekerja sebagai pengendara ojek online, sejak tahun 2018, dan masih aktif hingga saat ini. Tentu pekerjaannya tidak berjalan semulus itu, mengingat keberadaan pandemi yang mempersulit interaksi antar manusia. 

Tidak jarang ia kesulitan menerima pesanan, dan penghasilan hariannya pun menurun. Tak jarang pula ia banyak mendapat pesanan untuk mengantar barang atau makanan, karena banyak orang yang memilih untuk tidak keluar rumah. Walaupun begitu, ia masih berusaha mencari cara untuk meningkatkan penghasilannya, agar kebutuhan keluarganya tercukupi di masa sulit ini.

"Untuk masalah penghasilan atau rejeki ya, sedikit banyak, nggak terlalu, ya cukup."

Abdi pun tak hilang akal. Ia pun akhirnya memilih membuka usaha berjualan martabak, untuk mendukung penghasilan hariannya. Abdi aktif menjadi pengemudi ojek saat pagi hingga sore hari, dan melanjutkan usahanya dengan berjualan martabak di malam harinya. Memang awalnya sulit saat membuka usaha barunya itu, dan terkadang tidak banyak juga pelanggan yang datang untuk membeli martabak jualannya.

Tapi Abdi tidak pernah putus asa. Ia mengerti keadaan sulit ini dirasakan tidak hanya olehnya dan keluarganya, tapi semua orang. Karena itu ia tetap berusaha, dan percaya bahwa jika ia tetap konsisten dan serius dalam usahanya ini, rezeki akan tetap mengalir. Ia juga berusaha menikmati usahanya, sedikit demi sedikit, sehingga ia tidak begitu merasa kesulitan saat menjalankannya.

"Suka dukanya, selama kita menikmati pekerjaan kita, ya itu selamanya banyak sukanya sih."

Abdi dan istrinya, Yuni, tiga puluh tiga tahun, tinggal di sebuah kontrakan di daerah menganti, kabupaten gresik. Pasangan suami istri yang sudah menikah selama tiga tahun itu, menghabiskan kesehariannya di rumah kecil mereka. Sang istri hanya seorang ibu rumah tangga, dan berusaha mendukung suaminya untuk menghadapi kerasnya kehidupan saat ini. Tidak banyak yang diharapkan oleh Yuni. Ia bersyukur atas hasil yang didapat suaminya, dan sebagian besar kebutuhan mereka juga telah tercukupi. Yuni selalu mendoakan suaminya agar tetap sehat selalu dan bisa selalu menjalankan usahanya.

"Semoga usahanya lancar dan ojeknya juga bisa banyak orderan. Gitu aja sih."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline