Lihat ke Halaman Asli

Masa Depan Susah Ditebak

Diperbarui: 24 Juni 2015   11:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan ini saya buat didalam pesawat baling-baling menuju salah satu daerah di Kalimantan. Karena kewajiban, hampir 2 minggu sekali saya harus menyambangi proyek penambangan disalah satu tambang besar di Indonesia.

Ini yang akan saya ungkapkan...masa depan susah ditebak. Lulus dari jurusan pertambangan di sekolah teknik negeri di Bandung tidak lantas bekerja dibidang yang dipelajari. Sejak lulus sampai 3 tahun yang lalu saya bekerja di dunia perbankan selama 14 tahun. Hilang sudah teori-teori penambangan..yang ada sibuk dengan analisa keuangan agar dapat membaca bagaimana suatu perusahaan layak diberikan fasilitas kredit. Sampai akhirnya diberikan amanah untuk menganalisa industri pertambangan dengan alasan dulu kuliahnya bidang itu.

Karena amanah itu akhirnya bersinggungan juga dengan pemain tambang di Indonesia sampai salah satu debitur menawarkan untuk bergabung, tapi tetep...yang dipelototi masalah keuangan.

Awal tahun 2013, saya putuskan untuk buat sendiri perusahaan sejenis dengan beberapa teman yang cukup lama bermain di industri ini. Karena itu 2 minggu sekali harus ke Kalimantan memastikan proyek berjalan dengan baik.

Itu yang saya bilang susah ditebak...setelah muter-muter, akhirnya balik lagi ke industri dimana saya dulu kuliah. Mungkin ini yang dinamakan takdir. Yang tragis pada saat muda setiap hari melihat yang bening-bening...mana ada orang bank kucel, kok sudah tua gini harus blusukan didalam hutan. Karena itu saya ngak suka sama AF...bukan benci, tapi ngiri heheheheheh




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline