Lihat ke Halaman Asli

Dibbsastra

Penulis

Arunika Swastamita - 2

Diperbarui: 7 Oktober 2024   02:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber Leonardo.ai

Dibbsastra 

"Gema Cinta Swastamita"

Di batas senja, kala matahari bersandar  
Ada Swastamita, mengukir kisah di langit jingga  
Cintanya berdesir, seperti angin lembut di pucuk malam  
Menggema dalam setiap lekuk hati, tak pernah hilang.

Cinta itu lahir di pagi kelabu  
Ketika embun menari di atas dedaunan basah  
Di dalam sunyi, suara hati Swastamita menggema  
Menjaga jiwanya, yang tak bisa lagi berlari dari cinta.

Dia, yang selalu menatap cakrawala  
Menemukan cintanya di sana, di ufuk tak terhingga  
Bagai cahaya pertama fajar, yang tak pernah gagal datang  
Swastamita mencintai dengan segenap jiwa, tak terbagi, tak tersisa.

Setiap langkahnya melukis jejak kenangan  
Meski bayang cinta tak lagi bersua  
Gema itu terus ada, menyusup di setiap sudut ruang  
Tak terpisahkan dari raganya, tak terhapus oleh waktu.

Cinta Swastamita tak mengenal akhir  
Ia terus berputar, bagai pusaran angin tak terhingga  
Mengisi relung-relung sepi yang pernah kosong  
Dan dalam keheningan, ia tetap mendengar gema cinta yang sama.

Di ujung malam, saat bintang-bintang mulai pudar  
Cinta itu tetap hidup, menyala dalam jiwa Swastamita  
Menemani tiap nafas, tiap detik yang berlalu  
Menggema dalam hati, abadi tanpa jeda.

"Sinar Cinta Abadi"

Di awal fajar, mereka bertemu,  
Di bawah langit yang masih malu,  
Cinta tumbuh seperti embun di pagi,  
Diam-diam, namun tak terbendung lagi.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline