Dibbsastra
"Gema Cinta Swastamita"
Di batas senja, kala matahari bersandar
Ada Swastamita, mengukir kisah di langit jingga
Cintanya berdesir, seperti angin lembut di pucuk malam
Menggema dalam setiap lekuk hati, tak pernah hilang.
Cinta itu lahir di pagi kelabu
Ketika embun menari di atas dedaunan basah
Di dalam sunyi, suara hati Swastamita menggema
Menjaga jiwanya, yang tak bisa lagi berlari dari cinta.
Dia, yang selalu menatap cakrawala
Menemukan cintanya di sana, di ufuk tak terhingga
Bagai cahaya pertama fajar, yang tak pernah gagal datang
Swastamita mencintai dengan segenap jiwa, tak terbagi, tak tersisa.
Setiap langkahnya melukis jejak kenangan
Meski bayang cinta tak lagi bersua
Gema itu terus ada, menyusup di setiap sudut ruang
Tak terpisahkan dari raganya, tak terhapus oleh waktu.
Cinta Swastamita tak mengenal akhir
Ia terus berputar, bagai pusaran angin tak terhingga
Mengisi relung-relung sepi yang pernah kosong
Dan dalam keheningan, ia tetap mendengar gema cinta yang sama.
Di ujung malam, saat bintang-bintang mulai pudar
Cinta itu tetap hidup, menyala dalam jiwa Swastamita
Menemani tiap nafas, tiap detik yang berlalu
Menggema dalam hati, abadi tanpa jeda.
"Sinar Cinta Abadi"
Di awal fajar, mereka bertemu,
Di bawah langit yang masih malu,
Cinta tumbuh seperti embun di pagi,
Diam-diam, namun tak terbendung lagi.