Lihat ke Halaman Asli

Dibbsastra

Penulis

Jejak Di Hutan Belantara - Part 1

Diperbarui: 26 Agustus 2024   14:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber Leonardo.ai

Panggilan dari Hutan

Di suatu tempat yang jauh dari keramaian kota, tersembunyi sebuah desa kecil bernama Sinaran. Desa ini terletak di tepi hutan belantara yang dikenal dengan nama Hutan Mistik. Hutan ini terkenal karena keindahannya yang menakjubkan serta cerita-cerita misterius yang mengelilinginya. Di Sinaran, tinggal seorang gadis bernama Asha, yang dikenal karena rasa ingin tahunya yang besar dan hati yang penuh kasih.

Sejak kecil, Asha sering menghabiskan waktu di pinggiran hutan, memperhatikan bagaimana cahaya matahari menembus dedaunan dan bagaimana burung-burung berkicau merdu di pagi hari. Dia merasa ada sesuatu yang spesial di dalam hutan itu, sesuatu yang selalu memanggilnya dengan lembut, seperti bisikan angin yang membawa pesan rahasia. Meski demikian, Asha selalu berhati-hati dan tidak pernah melangkah jauh ke dalam hutan, karena ada berbagai cerita tentang bahaya yang mengintai di sana.

Pada suatu pagi yang cerah, keadaan di desa berubah drastis. Cuaca yang biasanya sejuk dan menyegarkan tiba-tiba menjadi panas dan kering. Tanah-tanah yang subur menjadi retak-retak, dan aliran sungai yang biasanya deras kini hanya menyisakan genangan air keruh. Warga desa mulai merasa putus asa, karena tanaman-tanaman mereka layu dan sumur-sumur hampir kering.

Kakek Asha, seorang tetua bijak yang dikenal dengan pengetahuan luas tentang tradisi dan legenda desa, berkumpul dengan warga di alun-alun desa. Dengan wajah penuh kekhawatiran, dia mengungkapkan keyakinannya bahwa hutan memiliki kekuatan magis. Menurut legenda, hutan itu dipenuhi dengan energi kuno yang bisa menyembuhkan tanah yang gersang jika hanya seseorang yang memiliki hati yang murni bisa menemukannya.

Warga desa, yang telah mencoba segala cara untuk mengatasi kekeringan, merasa bahwa mereka tidak punya pilihan lain. Tidak ada yang berani masuk jauh ke dalam hutan karena ketakutan akan bahaya dan misteri yang belum terpecahkan. Dalam pertemuan itu, Kakek Asha menyatakan bahwa satu-satunya harapan mereka adalah jika seseorang dengan keberanian dan niat baik pergi mencari bantuan di dalam hutan.

Setelah pertemuan itu, Asha merasa gelisah. Dia tahu bahwa kakeknya adalah orang yang sangat dihormati, dan dia tidak bisa mengabaikan panggilan untuk membantu desanya. Meski ketakutan melanda, Asha tahu bahwa dia harus melangkah maju. Dia merenung sejenak tentang tanggung jawab yang ada di pundaknya dan merasa tekadnya semakin kuat.

Kepada keluarganya, Asha mengatakan bahwa dia akan memasuki hutan untuk mencari jawaban. Ibunya, dengan mata penuh air mata, mencoba mencegahnya. Namun, Asha meyakinkan ibunya bahwa dia akan berhati-hati dan hanya akan mencari jalan keluar dari situasi ini. Ibunya, meski berat hati, akhirnya merelakannya pergi.

Asha mempersiapkan bekal yang diperlukan untuk perjalanannya. Dia mengambil beberapa roti kering, air dalam kantong kulit, serta sebuah pisau kecil yang diberikan oleh kakeknya untuk perlindungan. Selain itu, dia juga membawa beberapa benda kecil yang dianggap sebagai jimat oleh penduduk desa, termasuk batu-batu kecil yang dianggap membawa keberuntungan.

Saat matahari mulai merendah di cakrawala, Asha mengambil napas panjang sebelum memasuki hutan. Langkahnya perlahan namun pasti, dan dia merasakan kesejukan yang menyelimuti tubuhnya begitu dia melangkah melewati batas hutan. Pohon-pohon besar berdiri tegak, seolah membentuk gerbang alami menuju tempat yang tidak dikenal. Dengan setiap langkah, suasana di sekelilingnya semakin gelap dan misterius.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline