Lihat ke Halaman Asli

Dibbsastra

Penulis

Rindu dalam Cangkir Kopi

Diperbarui: 25 Agustus 2024   08:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber leonardo.ai

Dibbsastra

Rindu dalam Cangkir Kopi

Pada secangkir kopi,  
kukirimkan rindu yang tak bertepi,  
aroma pahitnya mengingatkanku,  
pada kenangan yang tersisa dalam jejak waktu.

Butiran hitam yang mengalir,  
seperti air mata yang jatuh perlahan,  
mengalirkan keperihan yang tersembunyi,  
dalam heningnya malam yang tak bertepi.

Rasa pahitnya,  
menyisakan getir dalam setiap tegukan,  
seperti hatiku yang tergores luka,  
oleh bayangan yang enggan pergi.

Di balik uap yang mengepul,  
tersembunyi rindu yang tak kunjung padam,  
pada dirimu yang jauh di sana,  
seperti bintang yang tak dapat kugapai.

Kopi ini adalah saksi bisu,  
dari harapan yang terselip di antara serbuknya,  
aku meneguk rindu yang tak terbalas,  
hingga cangkir ini pun kosong dan hampa.

Namun, pahitnya tetap kurasa,  
membekas di lidah dan hati yang terluka,  
seperti cinta yang tak terucap,  
meninggalkan jejak dalam setiap detik yang terlewat.

Pada cangkir kopi yang tinggal setengah,  
kusimpan kenangan tentang kita,  
yang perlahan memudar dalam kehangatan,  
seperti kopi yang mendingin dalam kesunyian.

Cilacap, Agustus 2024

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline