Lihat ke Halaman Asli

Diaz Radityo

Pendongeng keliling dan menulis

Cerita Sebuah Paket dan Api Kebahagiaan

Diperbarui: 28 Desember 2020   14:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi

Sumringah...

Begitulah kata yang bisa terucap ketika menunggu paket yang ditunggu. Memang terkesan seperti anak kecil yang menunggu hadiah di hari spesialnya, tapi itulah kenyataannya. Bahkan seringkali saya juga bolak balik mengecek sampai mana paket yang saya tunggu tersebut.

Paket tersebut memang harganya tidak seberapa dan mungkin juga barang tidak populer untuk dibeli. Tapi saya meyakini di balik barang tersebut ada cinta, cita dan tawa. Dan saya sangat meyakini hal tersebut.

Perasaan sumringah akhirnya terbalas dengan tuntas, saat seorang kurir mengantarkan paket tersebut ke alamat saya. Berhubung saya bukanlah seorang influencer maka tak perlulah melakukan ritual unboxing paket tersebut.

Langsung saja saya buka paket tersebut dengan penuh kebahagiaan tak terkira. Beberapa buah boneka tangan akhirnya berhasil saya pinang dari sebuah lokapasar.

Yeaaaay...

Akhirnya, saya dan teman-teman komunitas dari Edutania bertambah koleksinya. Mengapa kami sangat bahagia? Boneka tangan tersebut adalah wujud perjuangan kami selama ini.

Sebagai komunitas literasi yang khusus untuk anak-anak, kami harus mengumpulkan sedikit demi sedikit pundi-pundi uang untuk membeli media mendongeng. Kami tidak pernah memungut biaya sepeser pun setiap kali berbagi kepada anak-anak.

Jikalau ada yang memberikan apresiasi nantinya akan masuk ke kas, ya salah satunya untuk membeli boneka tangan dan buku-buku. Mungkin bagi sebagian besar orang boneka tangan hanyalah benda mati saja dan berakhir di kardus penampungan benda-benda bekas. Boneka tangan bagi kami adalah teman untuk menyebarkan kebahagiaan. Ada "nyawa" di dalam boneka tersebut. 

Kami (Edutania) menyadari bahwa jalan yang kami tempuh adalah jalan kesunyian. Tetapi di sanalah kami ingin berkiprah memberi kebahagiaan bagi anak-anak.  Kami menyadari bahwa tingkat literasi di negeri ini sangatlah memperihatinkan sehingga kami mendedikasikan kemampuan yang kami miliki untuk literasi anak-anak di sekitar Jogja.

Seringkali kita lupa bahwa anak-anak juga wajib diberikan kebahagiaan, kita sebagai orang dewasa lupa bahwa imajinasi anak-anak sangatlah luas seperti samudera. Tapi kita kadang-kadang memangkasnya. Bahkan untuk menjadi pendengar pun kita enggan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline