Lihat ke Halaman Asli

Diaz Abraham

TERVERIFIKASI

Penyesap kopi, pengrajin kata-kata, dan penikmat senja

Perjuangan Pemuda Dulu, Sekarang, dan Selamanya

Diperbarui: 1 November 2016   09:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

IndeksBerita.Com

Indonesia, sebuah negara kepulauan yang diapit oleh dua samudra dan dua benua. Masyarakatnya yang majemuk dibalut dengan kain tebal bernama Pancasila untuk meredam segala egonya. Dikukuhkan dengan pasak bernama UUD 45, membuat negara ini seksi ditengah ingar bingar 'perang' negara-negara adidaya.

Indonesia, itulah sebutan bagi wilayah yang terbentang dari Sabang hingga Merauke. Beberapa wilayah negara ini dilintasi oleh garis khatulistiwa, membuat negara ini beriklim tropis. Menurut raja dangdut, Roma Irama, dalam sebuah lagunya, penduduk Indonesia menembus 250 juta jiwa.

Indonesia, itulah sebuah kata yang diucapkan oleh para pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Dalam sidang pemuda pada hari ke dua, para pemuda berikrar untuk bertumpah darah satu tanah air Indonesia, berbangsa satu bangsa Indonesia, berbahasa persatuan satu bahasa Indonesia.

Ikrar tersebut terus dikenang dan setiap tanggal 28 Oktober ditetapkan sebagai hari sumpah pemuda. Ikrar tersebut bukan hanya selogan belaka, karena dalam setiap langkah perjuangan pemuda generasi 45, lafasnya adalah kata sakti itu.

Tapi, setelah 71 tahun Indonesia merdeka dari penjajahan, masihkah ikrar sakti itu bisa digunakan sebagai pelecut semangat anak muda negeri ini? Agaknya kita harus mencari tau terlebih dahulu apa sebab dibentuknya Indonesia sampai-sampai muncul sebuah ikrar sakti tersebut. Karena percayalah, sebuah ikrar sakti tak mungkin terucap jikalau tak ada sebuah perjuangan melawan ketidak benaran.

Awalnya Indonesia dibentuk akibat keresahan yang mendera para pejuang. Mereka melihat rakyat diatas tanahnya dijadikan budak. Naasnya, hasil yang di nikmati tak sebanding dengan pekerjaan yang harus mereka lakukan.

Penindasan, kesewenang-wenangan, perbudakan, penjarahan, serta penjajahan itulah yang terjadi ketika dunia memasuki era kolonialisme, dan Indonesia juga turut ambil bagian. Namun seperti yang sudah djelaskan sebelumnya, Indonesia menjadi negara yang terjajah bukan menjajah.

Disitulah perjuangan muncul, iya, Indonesia lahir akibat penjajahan. Indonesia tercipta berkat perasaan yang ingin merdeka dari penjajahan tanpa ada penghisapan atas apapun dan menciptakan masyarakat adil serta makmur. Itulah hikayat perjuangan Indonesia serta pemuda pada khususnya.

Ketika 'masa kegelapan', jika boleh menggunakan umpatan itu, para pemuda berjuang lewat perang yang meletus di berbagai daerah. Bukan hanya mengangkat senjata, perjuangan waktu itu dilakukan lewat 'perang otak'.

Pendidikan 60 Detik

Berbagai diplomasi, penyebaran pemikiran soal kemerdekaan, sidang umum, terbentuknya beberapa organisasi menjadi contoh betapa kuatnya perjuangan lewat pikiran itu dilakukan. Sampai-sampai, banyak tokoh pemuda waktu itu yang akrab dengan dinginnya jeruji besi dan wilayah pengasingan oleh para penjajah.

Sekarang Indonesia telah merdeka, akankah perjuangan itu telah usai? Nyatanya tidak, kawan. Perjuangan kita belum habis, perjuangan kita bahkan harus lebih hebat lagi dibanding generasi 45.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline