Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi, terutama internet menjadikan pesan semakin cepat tersebar dari satu titik ke titik yang lain. Social Media dan Chatting aplikasi yang sifatnya personal menjadi salah satu platform bagi manusia modern untuk bertukar pesan dengan sangat cepat dan langsung.
Mari kita lihat laporan dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia ( APJII). Pada 2017, Populasi penduduk Indonesia mencapai 262 juta orang. Hebatnya lebih dari 50 persen atau sekitar 143 juta orang telah terhubung Internet dengan mayoritas pengguna 72,41 persen dari masyarakat perkotaan dan rentang usia 19-34 tahun.
Dalam konteks bisnis, apa yang terjadi dengan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi menjadi sebuah landscape baru dalam berhubungan dengan konsumen. Aktivitas produksi, marketing, selling, dan aktivitas lain yang berhubungan dengan konsumen akan pasti sudah menggunakan internet.
Kanal-kanal baru di mana manusia modern berada menjadi fokus utama sebuah brand. Kita sebut saja facebook, instagram, twitter, whatsapp, line, we chat, dan e-commerce (Market Place). Kanal-kanal inilah yang terus menjadi fokus untuk terus dikembangkan.
Pedang Bermata Dua
Keberadaan konsumen di internet menjadi sebuah kekuatan baru saat berhadapan dengan sebuah brand. Sifat komunal manusia untuk berkomunitas dan terhubung di dunia maya menjadikan konsumen secara psikologi semakin memiliki kekuatan saat berhadapan dengan sebuah brand. Kekuatan ini pun bisa memiliki impact positif dan negatif.
Secara positif, jika konsumen mendapatkan apa yang mereka inginkan dan puas mereka dengan akan suka rela menjadikan sesuatu hal menjadi viral. Bahkan konsumen akan suka rela menjadi pembela sebuah brand.
Lain hal jika konsumen kecewa atau marah. Social media, internet, website dari sebuah brand akan menjadi sasaran empuk konsumen untuk menumpahkan kekesalannya. Bahkan ada adagium "maha benar netizen dengan segala komentarnya".
Brand Semakin Ditelanjangi
Keterbukaan informasi dan komunikasi ini juga menjadikan sebuah brand semakin dikenali bahkan ditelanjangi oleh customer. Transparansi menjadi kunci untuk mendapatkan kepercayaan konsumen saat ini
Komentar, feedback, review, dan rating dalam bentuk bintang menjadi acuan konsumen untuk memilih apakah akan melanjutkan transaksi atau tidak dengan sebuah brand. Kondisi ini pun secara tidak langsung memaksa brand untuk semakin aktif menginformasikan proses yang terjadi di internal. Mulai dari visi dan misi, aktivitas internal, dan aktivitas transaksi dengan konsumen di buka melalui kanal-kanal informasi.