Yang tersisa adalah kabut-kabut yang menyelimuti kita yang tidak terhitung berapa kali kita tumbang ditiup angin malam yang menggigilkan ruang. Di depan kita adalah hampa yang mempersulit dirinya sendiri dengan angan-angan yang terlalu lampau untuk digapai.
Demi melangkah kita mesti mencoba merangkainya menjadi beberapa patah kata untuk kemudian menjadi cerita---tidak usah disebar kesesiapa---Tidak usah kita kitakan pula. Lihatlah kolam itu lalu ambillah riak itu dengan tangan terkepal!!
Silebu, 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H