Lihat ke Halaman Asli

Whenzelt Diastien

pelajar yang berani bermimpi

Pentingnya Refleksi dan Literasi di Dunia Digital

Diperbarui: 11 September 2022   09:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menurut f budi hardiman dalam bukunya yang berjudul aku klik maka aku ada, saat ini warga dunia sedang mengalami masa peralihan dari homo sapiens menuju homo digitalis. Masa peralihan ini ditandai dengan adanya smartphone, f budi hardiman menyebut smartphone sebagai genius malignus (setan yang sangat cerdas). 

Smartphone menjadi tongkat sihir yang dapat mendatangkan berbagai barang yang diinginkan oleh pengguna. 

Menurut saya hal ini menyebabkan pola pikir seseorang menjadi kurang kritis dan kurang peka terhadap keadaan di lingkungan sekitar dan juga seseorang lebih menyukai kesenangan sementara, menjauhi kerumitan dan tidak mau membuat solusi jangka panjang karena masyarakat saat ini lebih menyukai yang instan daripada proses jangka panjang. 

Memang kemajuan teknologi menawarkan banyak kenyamanan namun yang patut kita waspadai dan kita sadari adalah ketika kita sudah lekat dan seakan akan tidak bisa hidup tanpa teknologi tersebut.

Pada zaman ini internet tidaklah asing terdengar di kalangan masyarakat, internet menyediakan banyak fitur yang mudah diakses oleh anak-anak sampai orang tua. 

Semua informasi dapat diperoleh dengan mudah dan tidak memerlukan waktu yang lama. Internet menyajikan informasi berupa teks, gambar, dan video sehingga pengguna internet menjadi betah scroll berjam-jam untuk hiburan maupun mencari suatu informasi. 

Fitur-fitur yang mudah diakses membuat individu menjadi semakin lekat dengan internet sehingga smartphone tidak lepas dari genggaman tangan dari bangun tidur di pagi hari hingga akan tidur kembali di malam hari.

Menurut survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pengguna internet indonesia pada tahun 2022 adalah 210.026.769 jiwa dari total populasi 272.682.600 maka tingkat penetrasi pengguna internet indonesia sekitar 72,02 persen.  

Menurut APJII dalam survey sebanyak 98,02% pengguna internet di indoneia menggunakan internet untuk dapat mengakses sosial media (termasuk mengakses Facebook/Whatsapp/Telegram/Line/Twitter/Instagram/Youtube/dll) dan memberi rentang nilai 3,35 dari skala 1-4, dapat disimpulkan bahwa saat ini membuka sosial media adalah suatu hal yang penting bagi masyarakat.

 Homo digitalis memiliki ciri-ciri yang autentik yaitu eksistensi yang tinggi, disini yang dimaksud dengan eksistensi adalah habitus uploading, chatting, dan tentunya selfie. ( F. Budi Hardiman dalam bukunya aku klik maka aku ada).

Media social memang memiliki banyak sisi positif, seperti membuat seseorang memiliki relasi yang semakin luas dan berkembang, bisa berkomunikasi dengan orang lain secara jarak jauh dan juga dapat mengakses apapun dengan mudah dan cepat. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline