Lihat ke Halaman Asli

Dias Ashari

Wanita yang bermimpi GILA, itu akuuu..

Seorang Diri "Pantai Sayang Heulang Pamengpeuk"

Diperbarui: 21 Oktober 2020   13:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pantai Sayang Heulang Sumber: Dokumen Pribadi

Siapa sih orang yang pertama kali menjerumusakan kalian ke dunia traveling? Kalau penulis sih sudah teracuni oleh sahabatnya. Kali ini penulis memberanikan untuk mencoba solo backpacker ke daerah yang sama sekali belum pernah dikunjungi sebelumnya. Disana pun tidak memiliki teman ataupun saudara untuk mendapatkan informasi. Semuanya berasal dari informasi google dan orang yang kutemui di jalan atau biasa di singkat sebagai google people.

Hari itu penulis memutuskan untuk libur kerja selama dua hari. Masih teringat, saat itu penulis berangkat hari jum'at. Sekitar pukul 09:00 aku berangkat dari kebon kopi menuju terminal leuwi panjang menggunakan angkot cimahi. Tarifnya cukup murah hanya membayar 5K saja. Sepanjang jalan caringin sudah banyak calo yang menawarkan untuk naik elf jurusan garut. Namun penulis tidak langsung menyetujuinya, karena dipastikan elfnya akan ngetem lebih lama.

Akhirnya penulis memilih turun di sebrang tugu sepatu cibaduyut. Dari arah sana langsung menyebrang satu stopan. Tak lama kemudian ada seorang laki-laki berusia 30 tahunan, menawarkan untuk naik elf garut. Jika mengalami hal serupa jangan langsung menyetujuinya yah. Oh iya ada tips bagi yang mau naik elf, usahakan sudah menego biaya transport dahulu sebelum naik. Karena jikalau tidak nanti akan diminta ongkos tambahan di tengah jalan. Setelah sepakat dengan harga 25K , penulis langsung naik di bangku depan sopir. Tips buat para backpacker, usahakan jangan duduk di belakang, selain sempit disanapun luar biasa panas, pokonya berasa oksigen hanya sedikit.

Naik kendaraan umum memang membutuhkan ekstra kesabaran yang kuat. Betapa tidak, meski sudah menunggu sekitar 30 menit tapi elf tak kunjung jua pergi. Sambil membuang rasa bosan dan kantuk, penulis memakan permen dan bermain ponsel sejenak. Penumpang elf pada hari itu memang baru ada lima orang. Sehingga supir elf tersebut, tetap memilih untuk menunggu penumpang yang lain.

Tak berselang lama, datanglah tiga orang penumpang. Yipiwww akhirnya sopir segera menyalakan mesinnya dan langsung melajukan kendaraannya menuju tol muhamad toha. Ternyata ehh ternyata kebahagiaan hanya datang sementara. Alhasil supirnya kembali ngetem di pintu masuk tol muhamad toha. Disana begitu banyak pedagang yang menawarkan makanan. Para penjual disana memang sangat semangat, namun saking semangatnya, mereka terkesan seperti memaksa konsumen untuk membeli barang daganganya.

Jam sudah menunjukan pukul setengah sebelas. Alhamdulillah elf sudah terlihat penuh, sehingga sopir kembali menyalakan mesinnya. Selama memasuki area tol, supir tersebut menjalankan elfnya dengan sangat ngebut. Bak pembalap mobil di arena lintasan. Segala jenis kendaraan yang menghalanginya, langsung disalip begitu saja. Jantung di buat bergetar,,, seperti genderang yang mau perang,,,, hahaah sudah macam lagu sajaa.

Sepanjang perjalanan menuju terminal Guntur. Penulis banyak melihat kejadian yang kurang etis untuk dilakukan. Banyak penumpang yang diturunkan di tengah jalan pada elf lain, kemudian masuk kedalam elf yang ditumpangi oleh penulis. Dan kasihannya, penumpang harus membayar double ke dua elf tersebut. Entahlah bagaimana cara berpikirnya, lantas bagaimana bila penumpang itu tidak membawa uang lebih.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang, akhirnya sampai juga di terminal Guntur. Jam sudah menunjukan pukul 12:30, penulis pun mencari mushola untuk shalat dzuhur. Disana banyak kios yang menyediakan fasilitas madrasah kecil untuk shalat. Jangan lupa hanya perlu membayar uang 2K saja untuk biaya air wudhu.

Setelah selesai shalat, sejenak terlihat warung tersebut menjual baso yang sangat enak aromanya. Perut yang keroncongan langsung meresponnya. Namun penulis tahan, karena tidak mau sakit perut di jalan. Saat membayar uang untuk wudhu, penjaga warung bertanya kemana tujuan penulis akan pergi, saat dijawab mereka terheran-heran. Katanya beraninya seorang wanita mau pergi ke pantai sayang heulang sendirian. Penjaga warung itu berpesan pada penulis untuk hati-hati, karena perjalanan ke pamengpeuk masih jauh.

Dari arah kejauhan, ada seorang kenek menawarikan untuk naik elf jurusan pamengpeuk. Seperti biasa sebelum naik, pastikan membuat kesepakatan harga. Akhirnya deal penulis mendapatkan harga 25K lagi. Seperti biasa pilihlah tempat duduk di depan agar tak usah berhimpitan dengan penumpang yang lain.

Baru saja naik, tiba-tiba terdengar suara rintihan dari belakang elf. Saat di tengok seorang bapak sedang kesakitan sambil memegang bagian punggung dan pinggangnya. Bapak itu tidak sendiri, karena ada seorang penjual jeruk yang membantu memijat dan mengerok punggungnya takut-takut bapak itu masuk angin. Namun sepertinya pijatan bapak tukang jeruk kurang mempan. Bapak itu masih meringai kesakitan. Lagi-lagi penjual itu mencoba menolong dengan membawakan teh manis hangat dalam plastik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline