Dalam Beberapa akhir ini, masih hangat-hangatnya berita atas perangnya Rusia menyerang Ukraina. Rusia melancarkan serangan militer ke Ukraina sejak 24 Februari 2024. Konflik ini timbul karena keinginan Ukraina bergabung menjadi anggota NATO atau Pakta Pertahanan Atlantik Utara. Keinginan Ukraina tersebut sangat ditentang oleh Rusia, karena dianggap menyalahi kesepakatan pasca runtuhnya Uni Soviet. Rusia meminta jaminan NATO untuk tidak melakukan ekspansi keanggotaan ke timur.
Perang Rusia-Ukraina menimbulkan banyak korban jiwa, tidak hanya dari personal militer, tetapi jiga masyarakat sipil. Sedangkan, NATO tidak mau camput tangan mengirimkan pasukan dalam konflik tersebut. Konflik Rusia-Ukraina tersebut banyak mendapat sorotan dari berbagai pihak, salah satunya Pep Guardiola. Juru taktik Spanyol tersebut mengkritisi kegagalan NATO mencegah perang yang terjadi. Perang terus berlanjut dan Situasinya semakin memburuk.
Rabu, (02/03/2022) Layanan Darurat Ukraina melaporkan bahwa lebih dari 2.000 warga sipil Ukraina tewas selama invasi Rusia yang masih berlangsung. Diantaranya banyak dari kalangan anak-anak dan perempuan.
Komisi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-bangsa membeberkan total sudah mencapai 136 orang tewas jadi korban serangan udara termasuk rudal Rusia. Dari 136 tersebut, 13 yang tewas merupakan anak-anak. Sementara itu, jumlah korban luka-luka mencapai 400 jiwa, 26 termasuk anak-anak.
Selasa, 08 Maret 2022 kemaren, Ukraina mengatakan pasukannya telah membunuh lebih dari 11.00 tentara Rusia. Rusia telah mengkonfirmasi sekitar 500 kerugian. Tidak ada pihak yang mengungkapkan korban Ukraina.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H