Agustus memberinya nikmat berlebih
Hari ini & setahun lalu
Nikmat yang sama, masa berbeda. Rindu yang berbelah, berbeda bahagia.
Pagi yang indah di, 24 Agustus 2011,
Hangatnya kilau mentari membelai pipi Rindu. Memantulkan warna merona. Membekas di sana. Ia tak menampiknya, ia menikmatinya. Rindu butuh hangat pagi, Mentari memberi. Rindu penggemar panas, Mentari menggarang, bangga.
Berdua saling setia. Rindu bersenandung menemani. Mentari sabar mendengar keluh kesah. Berbagi rindu ketika Mentari akan tenggelam. Bahwa esok mereka akan bertemu kembali. Merajut riang.
Tak ada yang menyalahkan, tidak ada yang menghakimi. Ketika pesona lain menggerogoti kesetian Rindu. Merambat kian meninggi, Rindu memalingkan pandangan. Pada kilau yang lebih .., lebih .., lebih indah. Dia.
____________________________________________________________________________
Pagi yang hangat di, 24 Agustus 2012
Agustus, bulan yang penuh hari raya bagi Rindu. Ia merayakan hari kemerdekaan bangsanya. Merayakan hari raya besar kawan Muslimnya. Turut bersuka cita ketika cucuran airmata, Kasih, bercerita tentang Bunda Maria terangkat ke surga, bulan ini, berabad lalu. Ia juga turun ke jalan, membakar dupa ketika Dewi Welas Asih turun ke bumi menebarkan berkahnya. Dan akhir bulan ia akan turut menikmati keindahan adat yang tersuguhkan oleh umat Hindu, merayakan hari raya Galungan dan Kuningan.