Lihat ke Halaman Asli

Adrian Diarto

TERVERIFIKASI

orang kebanyakan

Puisi | Daun-daun Kemarau

Diperbarui: 26 Juli 2020   22:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Kepada siapa ditanyakan: bilakah musim kemarau tiba?

Pohon-pohon jati selalu paling rela bercerita tentang kedatangan kemarau
Juga tentang berlalunya kemarau ketika saatnya tiba kelak

Pohon jati selalu bergegas menjatuhkkan daun
Menyambut setiap kemarau dengan penuh takzim
Membiarkan ujung-ujung rantingnya menikmati gigil udara yang dingin menggigit di bawah langit yang demikian biru

"Aku sudah berkabar dengan simbok," katamu di awal kemarau

Ketika bulan sabit begitu benderang di atas Candi Plaosan, jarak terdekat dalam penantian yang demikian jauh

"Tetapi aku tidak ke selatan pada musim kemarau ini," lanjutmu dengan mata muram yang menerawang

"Ya," jawabku sependek helaan nafas

Aku akan ke selatan di musim kemarau ini
Melewati dahan-dahan jati yang rendah di atas pemukaan
Menyusuri jalan berdebu di antara batang-batang yang meranggas berhemat air

Aku akan berhenti pada simpang di dekat sungai berair dangkal
Melihat jalan ke barat, jalan yang mestinya banyak kukewati saat pulang ke rumah berdinding bukit
Meletakkan penat di balai bertikar pandan sambil menangkap nyaring denting sendok menerpa cangkir bermotif bunga-bunga kecil

Tetapi aku pasti terus ke selatan, seperti biasanya
Melintasi jalan-jalan dengan banyak simpang dan daun-daun jati yang berserak

Kalau beruntung, kupu-kupu kuning akan menemani sepanjang perjalanan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline