Keindahan seringkali juga rumit
Terlalu elok untuk diabaikan
Terlalu menakjubkan untuk disederhanakan
Merupa pelangi api di sisi jauh
Di ketinggian yang tak tersentuh
Di sedikit waktu yang tidak terkejar
"Kamu adalah keindahan," kataku dari atas batuan tua di selatan
Tetapi tidak ada jawabmu
Hanya angin yang kencang bertiup
Dan matahari yang terus meredup
"Kamu juga seperti awan yang terus meninggi," kataku pada kalimat kedua
Air berwarna kebiruan memantulkan permukaannya untuk terakhir kali, sebelum matahari tenggelam
"Kapan akan kembali menyusuri lereng-lereng berkabut?" tanyaku pada kalimat ketiga
Pun tanpa jawaban
Angin bertiup semakin kencang menjelang maghrib