Lihat ke Halaman Asli

Adrian Diarto

TERVERIFIKASI

orang kebanyakan

Puisi | Siang Tanpa Kopi

Diperbarui: 5 Maret 2020   12:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Tanpa ombak, laut bukanlah laut
Tanpa tikungan dan tanjakan, jalan bukanlah jalan
Tanpa pertumbuhan, pohon bukanlah pohon

"Aku pernah menduga, berjalan bersama teman searah perjalanan membuat tujuan akan menjadi terasa lebih dekat," katamu ketika hujan seperti dituang dari langit malam

Hujan deras membuat dini hari tadi menjadi semakin sepi
Hawa dingin masuk melalui celah-celah jendela
Suara riuh air hujan bahkan hanya membuat dini semakin bertambah senyap

"Toh, tidak juga itu terjadi," suara gelakmu menghangatkan pagi

Waktu yang banyak dilalui mengajarkan untuk tidak mudah terkejut
Sore yang banyak dilewati membawahadirkan keberanian untuk menunggu sampai saatnya tiba

"Sudahlah, lebih baik kita bergegas," katamu pada akhirnya

Aku suka mendengar sedikit keluhmu, yang hanya dalam sejurus waktu
Secepat tangan mengusap air mata
Sesegera anjak meneruskan langkah

Akhirnya, kita hanya belajar untuk tidak terkejut dengan diri sendiri
Ketika diri tidak sepandai yang pernah diduga
Dan tidak sebodoh yang pernah dikuatirkan

"Biar aku menebak," tukasmu di jelang tengah hari

"Kita hanyalah pejalan di hamparan pasir. Dengan jejak bukan milik kita ketika tempat-tempat sulit sudah terlampaui," gelakmu ikut menjauh, seperti pada saat misa belum dimulai. Dulu

| Semanggi | 5 Maret 2020 | 12.28 |

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline