Lihat ke Halaman Asli

Adrian Diarto

TERVERIFIKASI

orang kebanyakan

Puisi | Tentang Laut

Diperbarui: 19 Februari 2020   08:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Elis ZA

"Apakah kamu mengerti tentang laut?" tanyamu sambil berlalu melewati lalu-lintas yang terus bertambah padat

Dulu aku berpikir tentang hujan yang berlarian ke laut
Melewati lekukan-lekukan kecil
Lalu berkumpul di ceruk-ceruk yang lebih besar
Sebelum kemudian berlari melalui palung-palung sungai mencapai laut

Seiring banyak perjalananmu ke selatan, ke dekat laut, aku sesekali berjalan ke tepian luas laut

Melihat gemuruh yang berlari ke pantai
Dan hanya menjumpai sunyi yang dalam setelah pantai memecahkan setiap debur ombak

Tidak ada yang lebih sunyi dari gemuruh yang dipecahsebarkan oleh pantai

Meninggalkan percikan-percikan kecil
Lalu sepi merentang-panjang pada garis pantai
Sepi yang teramat dalam

Setelah ombak kembali ke tengah laut
Lalu pantai kembali menjalani takdirnya

Ombak dan pantai sekali waktu bersisian
Dekat, seperti embun di kelopak mawar
Lalu matahari membawa embun pergi, secepat ombak meninggalkan pasir-pasir pantai
Lalu sepi bergegas hadir

"Laut adalah gemuruh yang begitu sepi," kataku
Ia juga merupa ruang luas yang hanya mampu diisi oleh sepi

Seberapapun riuh kita membuatnya

Seriuh celoteh di ruang dapur, di sisi-sisi tungku
Ketika air dijerang untuk menyambut Natal, lalu diletakkan gula-gula batu di dasar cangkir-cangkir panci

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline