Lihat ke Halaman Asli

Adrian Diarto

TERVERIFIKASI

orang kebanyakan

Puisi | Tidak Ada Gula Merah Malam Ini

Diperbarui: 8 November 2019   04:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak ada gula merah malam ini
Maka kopi kubiarkan tetap hitam

Hitam itu seperti malam yang gagah berdiri berjajar sepanjang lintasan kereta api

Hitam juga merupa kebaikan jiwa perempuan berambut gelung
Yang bergegas menghampiri pintu, menyambut-peluk dan mensyukuri sua: membiarkan semua hadir apa adanya

Kopi yang berasa hitam selalu membawaku lebih dekat pada banyak peristiwa pada perjalanan pulang
Bahwa kesendirian adalah hanya kehangatan sebuah ruang privat

Ketika, kemudian, perjalanan harus tetap dilanjutkan
Melewati jalan-jalan curam yang tidak diharapkan
Menyusuri keelokan yang tidak direncanakan
Atau sekedar melintasi daun-daun jati yang mengering, seperti pada suamu

Pastilah kamu telah jatuh tertidur di malam yang masih muda tadi, batinku menduga

Tidurlah, karena tidak ada lelap yang lebih indah selain bersama malam dan hitam

Sebentar aku juga mencari kantukku
Setelah diksi meninggi serupa gunung yang membangun bayangan malam, lalu ia menjadi hitam

Kalau beruntung, mungkin ada mimpi

Tentang ruang beratap tinggi dengan nyanyian halleluya
Tentang jalan ke selatan di dekat rendah dahan-dahan jati yang menanjak tinggi
Atau mungkin tentang keindahan yang tidak pernah terjadi di balik dinding-dinding malam yang pintunya tetap terbuka

"Aku dapat menemanimu ke selatan sore ini," katamu kemarin, tiba-tiba, ketika aku harus ke utara

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline