Tadi kulewati bulan sabit berhenti di atas sawah yang baru saja dibajak
Bayangannya melenggok sempurna di permukaan air yang mengaca. Bening jernih
Bulan itu mengingatkan pada purnama yang berhenti di atas rumahmu
Ketika aku turun merambati jalan-jalan di Gunung Bagus, menerebos terang yang semakin cepat meremang
"Aku sudah sampai di tempat ramai," kabarku dalam pesan pendek
"Ya," jawabmu pendek, cukup untuk menemaniku lebih cepat ke Bukit Bintang
Lampu-lampu di tanah rendah Yogyakarta berkilauan, seperti kunang-kunang menari di gelap malam
"Mestinya tidak perlu terlalu malam," sambungmu dalam pesan pendek kedua
"Tapi keheningan Gunung Bagus terlalu elok untuk ditinggalkan begitu saja," gelakku
"Apalagi kutemui purnama yang berhenti di atas rumahmu setelah pertigaan pertama," lanjutku, tidak sabar untuk bercerita betapa eloknya purnama malam itu
Purnama memang merona hangat malam itu. Dengan wajah yang tidak sepucat langit timur yang ditinggalkan matahari ke barat