Lihat ke Halaman Asli

Adrian Diarto

TERVERIFIKASI

orang kebanyakan

Puisi | Menanti Hujan Beraroma Kopi

Diperbarui: 6 September 2019   07:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Apakah kita menantikan hujan di bulan September?

Siang tadi tetiba merindukan aroma kopi
Yang tidak nampak tetapi indera penciuman selalu mengikuti gerakannya dengan rela hati

Ketika ia meninggi dari permukaan
Berbelok sebelum menyentuh langit-langit
Lalu mencari-temukan celah keluar
Membumbung ke angkasa
Lalu menebarkan harum kopi

Aroma kopi juga bercampur air hujan
Yang merinai pada waktu berikutnya

Pernahkah tercium aroma kopi pada tetes-tetes hujan?

Itulah mengapa menikmati kopi di saat hujan merinai selalu terasa begitu elok

Karena di langit bertebaran aroma-aroma kopi
Yang saling mencanda-bahagia
Bersapa-bertanya
Atau mungkin sekedar melambaikan tangan menanda rindu

Besok mungkin tidak lagi kutanya-ingatkan
Apakah gula yang kau tuang ke dalam kopi sudah teraduk

Tapi nikmati saja kopimu
Seperti bagaimana ingin kau hirup-nikmati
Sambil kau pejamkan matamu tepat di atas gelas putih memanjang dengan tutup warna jingga

Hiruplah aromanya supaya jiwa terbahagiakan
Seperti gelak orang-orang muda yang keliru melafalkan nada sebuah lagu pujian

Bukankah tidak semua hal harus ditangisi?

| Baciro | 05 Sepetember | 19.46 |




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline