Beberapa waktu lalu sebelum bulan puasa tiba, kami sekeluarga makan - makan di sebuah restoran Jepang dalam rangka 'munggahan' (makan - makan bersama keluarga sebelum memasuki bulan suci Ramadan).
Setelah duduk dan memilih - milih menu yang hendak dipesan, adik Una antusias sekali melihat menu es krim mochi yang terpampang di list hidangan penutup. Ia pun merengek minta dipesankan.
Ketika es krim mochinya tiba, Una begitu kegirangan hingga seketika melupakan ramennya yang masih tersisa separuh porsi.
Maklum, Una memang doyan sekali makan es krim mochi (baca : Aice Mochi).
Lupakan sendok. Dengan kedua tangannya yang mungil, Una langsung meraih dan menggigit es krim mochinya. Ia begitu menikmati setiap gigitannya seolah - olah citarasa es krim mochi yang disantapnya begitu enak tiada tara.
Una menikmati es krim mochi ala resto
Berbeda dengan adeknya, kakak Kira justru hanya mengernyit saja setelah mencicipi es krim mochinya.
"Ini mah kayak Aice Mochi. ", gumamnya.
Penasaran, saya pun mencoba segigit.
" Ya ampun, iya kak. Tau gitu mending beli Aice Mochi aja ya, bisa dapet selusin. ", sahut saya sambil sedikit tergelak.