Tekanan darah tinggi atau hipertensi sudah menjadi masalah yang sangat umum dialami oleh orang Indonesia. Bagaimana tidak ? Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nur Yunaida Fauziyah bahwa dalam suatu RS pengidap hipertensi adalah yang dari sepuluh penyakit yang ada dalam rumah sakit yang ditelitinya.[1] Lansia umur 44-60 tahun menjadi pengidap terbanyak hipertensi dengan penyebab yang beragam. Saat terkena hipertensi, banyak sekali pantangan baik dari makanan, gaya hidup, dan lainnya. Banyak sekali pengidap hipertensi yang mengklaim bahwa mereka tidak diperbolehkan memakan sayuran hijau seperti daun bayam, kangkung, dan daun singkong.
Hipertensi kerap akrab dengan pantangan makanan asin sebagai pencegahannya. Namun ternyata si manis alias gula yang menjadi pemanis dalam makanan dan minuman jika dikonsumsi berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah. Pemakaian gula sebagai pemanis tambahan semakin lama semakin mengikat dan tidak baik bagi darah.
Jika begitu, bukankah untuk mengurangi resiko darah tinggi dapat dilakukan dengan cukup mengurangi asupan gula? [2] Ternyata tidak, bahkan fruktosa[3] yang dikonsumsi oleh orang Amerika pada tahun 1990 berasal dari buah-buahan dan sayuran.[4] [5] Pada jurnal yang ditulis oleh Desmawati dari Fakultas Kedokteran Universitas andalas meneliti tentang pengaruh asupan tinggi fruktosa terhadap tekanan darah.[6] Buah-buahan yang biasa kita konsumsi mengandung setidaknya 1-7% fruktosa yang jika dimakan secara banyak sekaligus akan menyebabkan resiko darah tinggi meningkat. Tekanan darah tidak langsung meningkat setelah memakan buah-buahan, sayur, atau pemanis buatan tetapi melewati tahap yang cukup panjang hingga tekanan darah naik.
Sebelum terjadi kenaikan tekanan darah, manusia yang mengkonsumsi fruktosa berlebih akan mengalami peningkatan asam urat plasma, yang dapat menyebabkan peradangan [7] di ginjal yang akhirnya akan menambah tekanan darah. Tekanan darah bisa pula naik karena fruktosa menyebabkan efek perangsangan saraf simpatis terhadap peningkatan denyut jantung. Peningkatan denyut jantung ini berpengaruh pada tekanan darah.
Selain gula, banyak sekali faktor yang memengaruhi tingkat resiko seseorang terkena hipertensi. Faktor lain seperti umur, keturunan, obesitas, kerusakan ginjal, hingga stres menyumbang resiko yang cukup besar. Semua faktor ini memang pada dasarnya dipengaruhi oleh gaya hidup dari orang tersebut. Guna mencegahnya, kita semua harus menjaga batas asupan sehari-hari karena segala yang berlebihan adalah hal yang tidak baik. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mencapai kesehatan tubuh yang maksimal, asupan gula yang diperbolehkan hanyalah 5% dari kebutuhan kalori harian. Hal ini berlaku untuk orang dewasa maupun anak-anak. Untuk memudahkan, berikut adalah acuan konsumsi gula berdasarkan usia yang bisa kita pakai:
Dewasa: tidak lebih dari 30 gram (7 sendok teh) per hari
Anak-anak 7--10 tahun: tidak lebih dari 24 gram (6 sendok teh) per hari
Anak-anak 2--6 tahun: tidak lebih dari 19 gram (4 sendok teh) per hari
Daftar Referensi
- Desmawati. 2017. "Pengaruh asupan tinggi fruktosa terhadap tekanan darah" ([8] [9] http://jurnalmka.fk.unand.ac.id/index.php/art/article/download/385/294)
- Fauziyah, Nur Yuanida. Dkk. 2012. "Hubungan Asupan Bahan Makanan Sumber Serat, Asupan Natrium, Asupan Lemak, dan IMT dengan Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi Rawat Jalan Rumah Sakit Tugurejo Semarang". (Jurnal Unimus)
- Alodokter
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H