Lihat ke Halaman Asli

DIAN ZUHDA

mahasiswa

Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia

Diperbarui: 13 Desember 2022   10:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

JURNAL RELEKSI 

Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21.

 Entitas merupakan sesuatu yang memiliki keberadaan yang unik dan berbeda, walaupun tidak harus dalam bentuk fisik. Dalam hal ini, Pancasila sebagai entitas bangsa Indonesia telah memiliki ciri khas tersendiri yakni adanya keberagaman nilai yang terkandung didalamnya. Sedangkan Identitas merupakan refleksi diri atau cerminan diri yang berasal dari keluarga, gender, budaya, etnis dan proses sosialisasi.

Dalam hal ini, Pancasila berfungsi sebagai Identitas bangsa Indonesia, maksudnya adalah adanya suatu ciri khas yang berbeda dari bangsa lain karena seluruh masyarakatnya selalu berefleksi terhadap nilai-nilai atau pedoman yang terkandung pada Pancasila. Oleh karena itu, Pancasila merupakan identitas nasional yang perlu dan harus dilestarikan.

Tantangan Menghayati Pancasila Sebagai Entitas Dan Identitas Bangsa Indonesia 

Pancasila memiliki lima sila yang selama ini pancasila adalah sebagai dasar negara. Untuk itu sebagai dasar negara maka pancasila menjadi pondasi dalam setiap derap langkah pembangunan yang dilakukan, secara khusus pembangunan dalam bidang pendidikan.

Dalam konteks masyarakat Indonesia yang multi budaya, bahasa, agama, keyakinan, etnis, suku dan kearifan lokal. Pendidikan mempunyai peran penting dalam melestarikan keragaman di Indonesia, menjaga kesatuan, memelihara keharmonisan, dan mengembangkan kualitas ke-Indonesiaan.

  • Perubahan Mindset Guru
  • Pada perubahan mindset guru ini, dibutuhkan guru visioner yang terbuka dengan pembaharuan, dinamis serta adatif terhadap tuntunan peradaban

  • Pragmatisme Sikap Birokrasi Pendidikan
  • Kebijakan sesame birokrasi pendidikan di tuntut selaras dengan tujuan yang ingin diwujudkan. Sehingag semua kebijakan yang diambil harus mendukung kearah terwujudnya profil pelajar pancasila.
  • Kondisi Rill sebagai peserta didik
  • Kemrosotan karakter yang terjadi pada pelajar di Indonesia, kemrosotan yang sering dilihat yakni ada bentrik antar etnis, perkelahian antar pelajar, seks bebas dan lain -- lain. Pada pergaulan yang terjadi di anak sekolah yanki menajdi salah satu bukti bahwa mereka tidak siap dengan adanya perubahan,
  • Kesipan mental orang tua peserta didik
  • Menyiapkan peserta didik menghadapi abad -21 suatu hal yang wajib dilakukan oleh Negara. Namun tantangan-tantangan yang pasti akan mengiringinya juga perlu dianalisis secara mendalam. Dengan landasan ketuhanan, keikhlasan, dan nasionalisme keindonesiaan yang diterapkan oleh semua komponen terkait, kita optimis peserta didik kita kelak akan mampu menjadi generasi penyangga NKRI dengan segenap komponen yang menyertainya.
  • Proses pembelajaran
  • Pada proses pembelajaran untuk mengetahui sejauh mana siswa paham, guru dapat melakukan penilaian, pada penilaian di proses pembelajaran terdapat tiga ranah aspek yang di nilai. Yakni tiga ranah kognitif, sikap dan keterampilan.

Perwujudan Profil Pelajar Pancasila yang Berpihak pada Peserta Didik di Abad ke-21

Dalam mewujudkan Pancasila sebagai fondasi pendidikan Indonesia, kita sebagai guru harus memahami dan menerapkan sekaligus memberikan contoh terkait aspek-aspek yang terkandung pada profil pelajar Pancasila :

  • Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan yang Maha Esa, dan Berakhlak Muli

            Pelajar Indonesia harus memiliki akhlak yang baik dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Dalam hal ini pelajar Indonesia harus memahami nilai akhlak beragama, akhlak pribadi, akhlak kepada manusia, akhlak kepada alam dan akhlak bernegara akhlak pribadi;

  • Berkebinekaan Global

Dalam hal ini berarti pelajar Pancasila harus mampu mempertahankan nilai-nilai luhur, kearifan lokal dan identitas bangsa. Namun disisi lain tetap memiliki wawasan dan keterampilan global dan mampu terbuka untuk berinteraksi dengan budaya lain. Sehingga diharapkan akan muncul rasa kebanggan dan cinta tanah air, secara bersamaan memupuk rasa saling menghargai budaya lain secara positif.

  • Bergotong royong
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline