Lihat ke Halaman Asli

Apakah Selamanya Diam itu Emas?

Diperbarui: 24 Juni 2015   21:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begitulah pepatah mengatakan "diam itu emas", tetapi apakah selamanya akan menjadi emas? jika tindakan diam lama-lama menggerogoti kesabaran hati,memunculkan pikiran-pikiran negatif, dan pada akhirnya menyiksa diri sendiri.

Saya bukanlah seorang yang mampu menyimpan perasaan apalagi menyimpan sesuatu yang dapat menyulut emosi, lebih kepada  ingin segera mengungkapkan apa yang menjadi pikiran saya seketika itu. Tak pernah memikirkan apa yang terjadi setelahnya.

Tetapi  lambat laun saya mulai memikirkan apa dampak "kediaman" tersebut, lega mengungkapkan yang berpotensi merubah kondisi kondusif atau tetap dengan "keterdiaman" tetapi menganjal di hati.

Seharusnya tinggal memilih satu diantara dua opsi di atas, proses memilih inilah yang akan semakin mendewasakan saya. Timbang menimbang apa yang bakal terjadi,pusing-bingung, tentu saja.

Beberapa kali saya dihadapkan pada kedua pilihan di atas, dulu saya tanpa "teding aling-aling" langsung mengatakan "saya begini...kenapa anda begitu...apa sebabnya...dan blablabla" Tetapi sekarang lebih tepatnya hari ini,saya mencoba "calm down' santai dulu,ambil nafas,mencoba tenang, berpikir positif dari A sampai Z, dan pada akhirnya keterdiaman itu masih bersarang di pikiran saya.

Salam Diam




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline