Lihat ke Halaman Asli

Diantika IE

Freelancer

Rumah Baru

Diperbarui: 28 Januari 2024   19:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi rumah baru. (Dok Shutterstock via Kompas.com)

Hidup memang selalu memberikan kejutan yang bermacam-macam. Susah ditebak dan kadang begitu pandai membolak-balikan keadaan, membuat manusia terpontang-panting tidak karuan. Soal ekonomi, soal kehidupan dan status sosial, tidak terkecuali soal cinta. 

Bicara soal cinta, hal yang satu ini adalah hal yang justru paling membuat seseorang mudah sekali rapuh. Terlebih jika sudah telah terjadi akad janji, baik secara sah maupun hanya serupa akad gombal antara pria dan wanita. 

Namun bisa juga terjadi sebaliknya. Orang-orang yang tersakiti dengan cinta bisa saja menjadi orang-orang yang sangat kuat, dan bangkit lebih hebat. Seperti Nimas, perempuan paruh baya yang berhasil berjuang mewujudkan mimpi-mimpi dengan beralaskan rasa sakit hati.

"Nanti kita sewa dulu rumah ya, tidak perlu besar, yang penting nyaman untuk kita berdua. Ke depannya aku akan belikan kamu rumah, nanti kita ambil perumahan. Mas yang bayarin uang muka kamu yang nyari cicilan," ujar Dirman.

Nimas mematung. Memikirkan kalimat suami yang baru saja menikahinya itu. Berusaha mencerna, kemana arahnya? 

Bukan harus menjadi matre, tetapi hidup harus realistis bukan? 

Spacejoy/unsplash 

"Lah, biaya sewa juga besar toh, Mas. Kenapa gak sekalian dipakai uang muka saja uangnya? Dan kenapa harus aku yang nyicil?" tanya Nimas. Tangannya sibuk memainkan seat belt, tanpa sanggup memandang wajah lelaki di sebelahnya yang sedang mengemudi. 

Belum sampai sehari menikah, Nimas sudah menunjukkan ketidaksepakatan. Hatinya begitu gelisah. Masa iya ia yang harus kerja keras untuk membayar cicilan rumah. Kalau begitu mendingan nyewa saja seumur hidup biar dia tidak perlu memikirkan cicilan. Biar Dirman saja yang menyewakan.

Soal tempat tinggal memang belum sempat benar-benar dibahas. Selama ini keduanya sibuk dengan kegiatan masing-masing. Jarang bertemu karena terpisah jarak yang memang cukup jauh. Nimas bekerja di sebuah perusahaan jasa, sedangkan Dirman bekerja di sebuah instansi pemerintah. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline