Lihat ke Halaman Asli

Diantika IE

Freelancer

Hidup Adalah Pilihan

Diperbarui: 8 Januari 2024   09:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aziz Acharki/Unsplash

Tidak pernah terpikirkan sebelumnya bahwa akan ada di titik ini. Perjalanan hidup yang seolah mengalami percepatan beberapa kali lipat membuatku harus merasakan banyak perubahan selama tiga tahun belakangan ini. Rumah yang berbeda, lokasi tempat kerja yang berbeda, orang-orang yang silih berganti memberikan berbagai pengaruh positif, negatif, suka dan duka, tangis dan tawa dalam hidup dan pendewasaan diri tentunya. 

Kadang ingin mengeluh dan bertanya, 'kenapa Tuhan begitu asik membolak-balik takdir hingga aku terpontang-panting, terombang-ambing dalam kisah yang memang memilukan?'

Sejenak bersandar untuk menyimak perjalanan hidup yang dialami orang-orang yang aku kenal secara dekat, mereka hidupnya teratur, rapi dan tidak ada badai yang menerpa sekuat dan sehebat badai yang menghantam pertahana dan kewarasanku berkali-kali. 

Namun sisi lain, aku selalu ingin berterima kasih dan bersyukur dengan kesyukuran paling dalam kepada Tuhan.  Walaupun rasa syukur itu lebih sering datang belakangan. Aku bersyukur bahwa Tuhan adalah penolong terbaik. Bahwa Tuhan adalah satu-satunya sandaran saat tidak ada yang bisa diandalkan. Bahwa Tuhan adalah Yang Maha Hebat dalam membuat skenario hidup setiap hamba-Nya.

Aku yang terombang-ambing akhirnya bisa berdiri kokoh di sini tanpa kurang satu apapun. Bisa tersenyum bahkan mentertawakan diri sendiri.

'Ternyata aku sehebat itu.'

'Ternyata aku begitu cengeng saat menangisi nasib yang nyatanya jika dihadapi akulah yang kemudian menjadi pemenangnya.'

'Dengan Tuhan, kesulitan-kesulitan itu pada akhirnya bisa terlewati juga.'

Jika mau diurai satu per satu, begitu banyak yang telah kuhadapi dan kuselesaikan dengan baik. Kehilangan dua paman yang telah menjadi sosok ayah di perantauan, kehilangan ibu kandung, kehilangan kekasih sekaligus suami, sampai pada kehilangan pekerjaan, bahkan kehilangan sesuatu yang sangat berharga yang kubangun dengan susah payah dari titik nol. 

Ya, seperti kata pepatah, bahwa dunia ini berputar. Kadang di bawah kadang pula di atas. Semua akan datang dan pergi pada masanya. Setiap orang ada masanya dan setiap masa ada orangnya. Semua silih berganti. Walaupun sekali lagi ini terasa jauh lebih cepat dalam hidupku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline