Di dunia ini Tuhan menciptakan manusia dengan berbagai karakter, sifat, sikap, kebiasaan dan pola pikir yang berbeda. Begitu pula dengan takdir dan nasib masing-masing tentu tidak semuanya sama.
Ada yang dilahirkan dengan fisik sempurna, ada juga yang Tuhan uji dengan kekurangan fisiknya. Ada yang dititipkan hidup dengan bergelimpangan harta, ada pula yang harus bersusah payah banting tulang memeras keringat untuk makan dan melanjutkan hidup.
Ada yang punya pasangan dengan begitu perhatian, ada yang puluhan tahun masih sendirian. Ada yang memiliki keluarga utuh, ada pula yang baru saja merasa kehilangan. Ada yang memiliki keturunan, ada pula yang tidak seberuntung itu. Ada yang memiliki orangtua lengkap, ada juga anak-anak yatim yang merindukan kasih sayang ayah dan ibunya.
Andai semua orang memiliki pikiran dan tekad yang sama untuk saling menjaga, maka dunia ini akan damai dan ramah kepada orang-orang yang nyatanya memiliki banyak kekurangan. Jika semua orang bisa menahan diri dan lisannya untuk tidak berkata menyakitkan, maka dunia ini akan terasa begitu nyaman ditinggali oleh orang-orang yang tidak memiliki kesempurnaan hidup seperti yang lainnya.
Jika semua orang bisa bersikap ramah dan mampu menyelami hati orang lain, maka tidak akan ada yang menjadi stress, putus asa, depresi hingga menggiring kepada tindakan menghabisi nyawa sendiri. Banyak orang yang terguncang jiwanya karena tidak tahan dengan perlakuan yang didapatkannya dari orang lain.
Namun tidak semua orang mampu menjaga perasaan orang lain. Banyak yang sering lupa menimbang sebelum bertindak dan berucap. Tidak terlebih dahulu berpikir, 'bagaimana jika saya ada di posisi itu?'
Sahabat Nabi Muhammad saw, Ali bin Abi Thalib bahkan berpesan tujuh hal kepada kita dalam etika pergaulan. Pesan Ali bin Abi Thalib tersebut adalah, janganlah sesekali bicara tentang harta di depan orang miskin, jangan bicara tentang kesehatan di depan orang yang sakit, jangan bicara soal kekuatan di depan orang yang lemah, jangan bicara kebahagiaan di depan orang yang bersedih, jangan bicarakan soal kebebasan di depan orang yang terpenjara, jangan bicara tentang anak di depan orang yang tidak memilikinya, dan jangan bicarakan tentang orangtua di hadapan mereka yang yatim.
Akan tetapi, semua orang selalu merasa berhak menggunakan lisannya walaupun tanpa disadari mungkin saja ada hati yang terluka dari apa yang dikatakannya. Karena, kita tidak akan pernah mampu membendung apa yang ingin orang lain katakan dan lalukan, maka satu-satunya cara agar tidak menimbulkan kesakitan adalah kita sendiri yang harus belajar bersikap masa bodo dan membuat tuli telinga sendiri. Karena tidak ada yang benar-benar bisa menjaga perasaan kita selain diri kita sendiri. Terlalu sering mendengarkan hal-hal yang sebaiknya tidak perlu didengarkan hanya akan membuat mental dan kesehatan jiwa semakin menurun.
Berikut ini ada beberapa yang bisa kita lakukan demi agar kesehatan jiwa kita tetap terjaga.
1. Hindari lingkungan yang salah