Mendapatkan pekerjaan baru dan kembali ke dunia pendidikan memang bukan hal yang terlalu dimimpikan. Ada luka yang cukup dalam yang pernah dialami dua tiga tahun lalu. Namun ternyata, hidup memang harus terus berputar. Jiwa juga butuh nutrisi untuk tetap hidup normal dan berdamai dengan keadaan. Aku tahu, jika sebenarnya sama sekali tidak boleh mendendam dan menyimpan kecewa terlalu dalam. Diri ini pun tahu betul, bahwa tidak semua sama, tidak boleh dipukul rata.
Seorang kawan, bahkan lebih tepatnya aku anggap ia sebagai guru, telah mengajarkan banyak hal dalam kehidupan. Mengajarkan sifat optimis, kerja keras, rajin dan telaten. Ada hal yang paling penting, ia memiliki kepercayaan kepada kemampuanku melebihi rasa percayaku sendiri atas kemampuan diri ini.
Ia membuka mata hati, bahwa kembali ke dunia pendidikan bukan hal yang menyeramkan seperti yang dibayangkan. Tidak pula lantas akan akan mengalami hal yang sama dengan apa yang dialami sebelumnya. Kalimat-kalimat yang ia suguhkan menamparku, bahwa jelas, aku berhutang kepada dunia pendidikan. Sudah hampir tiga tahun lamanya hengkang dan asik di dunia baru yang kuanggap sebagai passion. Karena sesungguhnya aku sendiri adalah jebolan dari jurusan pendidikan. Maka alasan untuk mengabdikan diri di dunia pendidikan adalah alasan besar yang harus aku pupuk berkali-kali. Adapun soal passion, aku tentunya akan tetap mengasahnya tanpa lelah.
Sampailah keputusan itu diambil. Hari Jumat, tepatnya tanggal 5 Juni 2020 aku pindah tempat tinggal ke sebuah daerah yang tidak terlalu familiar, demi menjalankan sebuah pekerjaan. Profesi baru di tempat baru. Ya, akhirnya aku kembali ke dunia pendidikan yang selama ini sudah kutinggalkan.
Sebut saja Tis Dingin. Entah kenapa, tempat ini dinamakan demikian. Tempat ini jauh dari keramaian, jauh dari hingar bingar, dan tentunya jauh dari kamu, pemilik senyum termanis dan tatapan mata terindah yang aku tahu. Puluhan KM jarak terbentang antara aku dan kamu, penghuni Kota Bandung. Kehangatannya hilang, berganti dengan sejuknya tempat ini.
Hm... tidak mengapa, terlepas dari kesedihanku menjauh dari tempat tinggalku sebelumnya, ternyata tempat ini menawarkan ketenangan. Untukku yang selalu perlu waktu untuk menyendiri dan menyepi, tempat ini sangat cocok. Walaupun memang perlu waktu untuk menyesuaikan banyak hal. Menyesuaikan diri, sikap, dan tentu saja, rasa.
Melihat tenangnya, merasakan kesejukan dan kesegaran udaranya dan kearifan lokal yang masih terjaga pada penduduk sekitar, memberikan kesan tersendiri. Sekeping harap pun tumbuh di dadaku kini.
Perlu diketahui, Tis Dingin adalah sebuah tempat yang terletak di kecamatan Ibun Kabupaten Bandung. Kecamatan Ibun adalah kecamatan bagian dari Kabupaten Bandung yang berbatasan dengan Kabupaten Garut. Dataran tinggi yang sejuk, 15-20 menit lagi menuju objek wisata Kawah Kamojang. Ada yang pernah main ke sana? Coba saja, pasti tidak akan menyesal.
Tis Dingin bisa ditempuh dalam waktu sekitar 50 menit dari gerbang tol Cileunyi.
Dari namanya saja, "Tis Dingin" sudah bisa disimpulkan. Bahwa tempat ini adalah tempat yang "tiis" lagi "dingin". Dalam bahasa Sunda, tiis artinya dingin, sepi, sejuk, menenangkan (tidak bising).
Benar saja, aku merasa betah di sini, meskipun malam baru separuhnya dijalani. Kuharap nyaman ini bertahan di hari-hari berikutnya.