Serunya Lomba Memasak di Majelis Taklim Al Barokah Garut
Memasak identik dengan dapur, peralatan yang memadai, serta suasana yang nyaman buat seorang koki mengolah makanan. Dari mulai memotong bahan, meracik bumbu, memasak, hingga menata makanan di piring hidang dengan kreasi yang kreatif .
Namun, bagaimana jadinya, jika memasak dilakukan di pinggir kolam sambil duduk bersila di atas hamparan karpet, dengan peralatan masak seadanya?
Inilah yang dilakukan para peserta lomba memasak tanpa api, di Majelis Taklim Al Barokah Putra Jawa Limbangan Garut. Sejak berdiri, Majelis Taklim Al Barokah memang selalu pandai memilih kegiatan yang menarik sehingga memotivasi jamaah untuk datang ke Majelis.
Tidak terkecuali kali ini Majelis pimpinan Uus Ruswandi tersebut menggelar lomba masak tanpa api di pinggir kolam, halaman bangunan majelis tempat jamaah menuntut ilmu.
Sebanyak sembilan kelompok yang terdiri dari tiga orang peserta per kelompok mengikuti lomba masak tanpa api. Kelompok tersebut merupakan perwakilan masing-masing dusun yang ada di Desa Putra Jawa Limbangan Kabupaten Garut.
Mereka duduk berkelompok menyelesaikan olahannya dengan diberi waktu 15 menit saja. Panitia pun menyediakan bahan mentah yang harus diolah dalam waktu sekejap tersebut. Dengan cekatan para peserta melakukan tugasnya, memberi yang terbaik bagi dusun masing-masing.
Lomba ini berlangsung dari pukul 10:30 s.d. 11:00 setelah sebelumnya peserta mengikuti rangkaian acara, lomba MHQ, MTQ dan menyimak tausiyah dari Dr. Hafidz Muslih, M.Ag.
Penilaian yang dilakukan panitia meliputi tampilan, cara pengolahan, kebersihan, dan cita rasa yang dihasilkan. Semua peserta mengikuti dengan sangat antusias. Canda tawa pun hadir di sela-sela perlombaan.
Dewan juri yang terdiri dari tiga orang mengaku kebingungan menilai makanan yang disajikan. "Bingung kasih nilai ya, semua hasil olahan peserta enak, sih!" ujar Asep Mahfudin salah satu juri masak, ketika ditanya hasil olahan kelompok mana yang paling lezat seusai mencicipi semua makanan yang dihidangkan peserta.
Hal yang sama disampaikan Yustina, "semua rasanya mirip, lezat-lezat. Namun ada satu dua yang memang rasanya berbeda. Enak, laaah," tutur Yustina sambil tersenyum.